Laman

Rabu, 07 April 2010

Yang Tersisa dari Sebuah Pertemuan

Aku terkadang benci jika harus mengingatnya, pun demikian jika kenangan itu datang menyeretku ke masa lalu yang membuatku harus menyesali pertemuan itu. Ah…, aku kembali harus mengingatkan diriku sendiri kalau semua yang telah terjadi adalah KehendakNya, ya! Jika tidak pasti pertemuan itu tak kan ada. Dan sebagai hambaNya aku tak memiliki kuasa untuk menolak takdirNya, termasuk menolak pertemuan itu.
Ketika pertemuan itu harus diakhiri, maka aku harus dihadapkan pada takdir Tuhan yang lain, perpisahan. Dan sejujurnya aku tidak menyukai keduanya, sebab keduanya adalah kenyataan yng menyakitkan. Dalam pertemuan. Aku akan dihadapkan pada suatu realita yang boleh jadi tak diinginkan atau akan menyakitkan, jika kenyataan itu tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan atau dibayangkan, sedang dalam perpisahan, akan dihadapkan pada perasan kehilangan dan kesedihan.
Meskipun demikian, keduanya adalah takdir Tuhan yang pasti dialami manusia dalam dunia fana ini, dan tak seorang pun sanggup untuk menolak atau melawannya. Keduanya adalah kepastian dan Tuhan memberikan hikmah dibalik keduanya, adakah mahluk yang sanggup menolak kehendak Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuukk di komen-komen yaa...