Serapat itukah kau menutup pintu hati
Hingga kunci maaf tak mampu membukanya
Sedalam itukah kebencian yangkulihat dimatamu
Hingga tak sanggup tuk saling bicara
Akhiri saja
Semua tak mungkin bisa
Menjalani hari tanpa sapa apalagi tawa
Memelihara dendam dikedalaman hati
Inikah akhir cerita kita?
Mungkin hanya Tuhan saja yang tau..
Kamis, 24 Juni 2010
Kamis, 17 Juni 2010
Kenangan
Aku pernah berharap
Meski memudar dalam waktu
Berlalu dalam kenangan
Dan kini
Dia berada di pojok hatiku
Dalam kadar yang seharusnya dia dapatkan
Tak ada air mata (lagi)
Tak ada rindu (lagi)
Tak ada penyesalan
Hanya ada untaian kata sederhana
Tersimpan di relung jiwa
Bersama namanya
Dalam keabadian
Meski memudar dalam waktu
Berlalu dalam kenangan
Dan kini
Dia berada di pojok hatiku
Dalam kadar yang seharusnya dia dapatkan
Tak ada air mata (lagi)
Tak ada rindu (lagi)
Tak ada penyesalan
Hanya ada untaian kata sederhana
Tersimpan di relung jiwa
Bersama namanya
Dalam keabadian
Sepenggal cerita dari Selatan
Melewati jalan Sindangbarang - Bandung
Menikmati Pesona alam Cianjur Selatan
Mempelajari sisi lain kehidupan
Pedesaan yang damai dalam kemeriahan peradaban
Samudera luas di ujung selatan
Bukit-bukit yang menjulang,
Hamparan sawah yang menghijau
Sungai cipandak memberi kehidupan
Ooo inilah kesempurnaan ciptaanMu
Di tanah yang terabai
Terbuang diselatan
Jauh dari hiruk pikuk zaman
Pohon Aren melambai sepanjang jalan
Ditengah gemerisiknya angin
Seolah berkata tentang Jalanan yang rusak
Harga-harga kebutuhan pokok yang mahal
Sulitnya mengakses pemerintahan Kota
Inikah tanahmu yang terbuang?
Tergolek tak berdaya tanpa pembangunan
Kehidupan bagai ditakdirkan Tuhan
Untuk apa adanya…
Menikmati Pesona alam Cianjur Selatan
Mempelajari sisi lain kehidupan
Pedesaan yang damai dalam kemeriahan peradaban
Samudera luas di ujung selatan
Bukit-bukit yang menjulang,
Hamparan sawah yang menghijau
Sungai cipandak memberi kehidupan
Ooo inilah kesempurnaan ciptaanMu
Di tanah yang terabai
Terbuang diselatan
Jauh dari hiruk pikuk zaman
Pohon Aren melambai sepanjang jalan
Ditengah gemerisiknya angin
Seolah berkata tentang Jalanan yang rusak
Harga-harga kebutuhan pokok yang mahal
Sulitnya mengakses pemerintahan Kota
Inikah tanahmu yang terbuang?
Tergolek tak berdaya tanpa pembangunan
Kehidupan bagai ditakdirkan Tuhan
Untuk apa adanya…
Kamis, 10 Juni 2010
Mengapa
Mengapa kau membiarkanku dalam sunyi
Dalam dunia tanpa kata-kata
Sedang aku menunggu
Satu kata dalam sapa
Mengapa kau membisu
Membiarkanku menerka-nerka waktu
Mengapa kau tunjukan amarah
Sedang kau tau aku menyimpan luka
Tak punya kah sedikit kelembutan?
Atau semua yang tersimpan hanyalah prasangka?
Tak bolehkah sedikit bersedih?
Tak bolehkan sedikit bermanja?
Aku tak setegar yang kau kira...
Aku rapuh dibalik kokohnya jasadku
Tak sudikah berbagi kekuatan jiwa?
Yang keperlukan hanyalah tawa
Yang kubutuhkan adalah tempat berbagi
Mengapa semua terlalu mahal??
Dalam dunia tanpa kata-kata
Sedang aku menunggu
Satu kata dalam sapa
Mengapa kau membisu
Membiarkanku menerka-nerka waktu
Mengapa kau tunjukan amarah
Sedang kau tau aku menyimpan luka
Tak punya kah sedikit kelembutan?
Atau semua yang tersimpan hanyalah prasangka?
Tak bolehkah sedikit bersedih?
Tak bolehkan sedikit bermanja?
Aku tak setegar yang kau kira...
Aku rapuh dibalik kokohnya jasadku
Tak sudikah berbagi kekuatan jiwa?
Yang keperlukan hanyalah tawa
Yang kubutuhkan adalah tempat berbagi
Mengapa semua terlalu mahal??
Langganan:
Postingan (Atom)