Laman

Minggu, 12 Desember 2010

luka

Engkau menaburi garam di ladang luka
Menyisakan perih tanpa airmata
Mengiris jiwa
Menghempas rasa

Pedih….
Tak sanggup walau sekedar bersuara
Hanya kebencian di rongga dada
Pada waktu yang selalu menyisakan pilu
Pada malam yang selalu menyanyikan sunyi
Dalam diam kudendangkan dendam
Mengubur harapan di malam gulita

Tak percaya pada kata-kata yang dihembuskan angin
Pada nyanyian rindu rembulan
Tidak!
Bahkan pada cahaya bintang
Yang tersisa hanya kebencian…
Hanya kegelapan yang tak berujung
walau disinari ribuan cahaya kejora
gelap…
sunyi
kelam
semua menjadi tak bermakna
dan aku menjadi terbiasa….

dipersimpangan arah

Seperti biasa..
Kita terasing di persimpangan masa
Menjadi saling tak mengenal
Atau pura-pura lupa
Pada kenangan yang kita ciptakan

Terasing
Tak acuh
Sunyi
Berpisah tanpa sempat saling mengucap salam

Berat melangkah
Seperti enggan untuk berpisah
Namun tak mungkin memaksakan untuk bersama
melaju ke arah yang berlawanan
Engkau ke barat aku ke timur
Engkau ke utara aku ke selatan
Itulah pilihan
Jadi mungkin sampai disini kita
Dipersimpangan arah
Selamat tinggal…

Kamis, 09 Desember 2010

Hafiz 2

Tawamu, penawar segala resah hatiku
Senyummu penyejuk segala gundahku
Kata-katamu, celotehmu semua adalah obat mujarab setiap kepedihanku
Padamu aku menitip harapan
Esok , ketika mentari menyapa hari
Aku masih bisa melihat keceriaanmu
Aku masih bisa mendekapmu dengan seluruh rasaku
Aku ingin selalu ada disisimu
Meraih seluruh hatimu
Menyimpannya bersama bintang-bintang
Kau bintang dihatiku
Yang bersinar paling terang
Memberi cahaya saat gulita
Lukisan terindah dalam kanvas kehidupan
Tetaplah disini, disisiku
Aku akan menjagamu, semampu yang bisa kulakukan
Mari lalui hari-hari kita bersama
Tanpa airmata
Karena senyummu memberiku seluruh isi dunia
Dan tak ingin yang lain selain dirimu..
Mutiara kecilku…

Kata

Setiap kata yang kau ucapkan
Terekam jelas dalam ingatan
Meski waktu seringkali ingin menghapusnya
Setiap jejak kata-kata yang terlontarkan

Makian, serapah semua hanya tragedi
Dari mulut yang tak tahu diri
Kata orang lidah tak bertulang
Dan Kita harus pandai menjaga lisan

Diam adalah jawaban terbaik
Dibanding harus mengucap kata-kata yang tak kita inginkan
Sakit dibadan bisa disembuhkan
Sakit dihati kemana harus mencari penawarnya

Kawan…
Berhati-hatilah menjaga lisan…

Menunggu

Aku masih disini
Menunggumu berhenti menangisi waktu di jagat sunyi
Mari kita rekatkan kepingan kepedihan
Dengan lem waktu yang berlalu
Agar keceriaan menjadi wujud yang sempurna

Saat ini..
Kebahagiaan mungkin belum berpihak
Keberuntungan mungkin belum menghampiri
Tapi kita masih memiliki harapan
Untuk mewujudkan

Dan aku..
Disini menemanimu
Mewujudkan mimpimu

Di pantai ini

Ditepi pantai ini
Selalu ku ingat jejak-jejak yang kita tinggalkan
Selalu kutuliskan namamu dihamparan pasir
Meski ombak selalu datang tuk menghapusnya

Dipantai ini aku pernah menitip harapan
Pada camar yang terbang diatas gelombang
Menyampaikan pesan untuk kau baca
Berharap kau datang secepat angin menggiring ombak ketepian

Dipantai ini
Aku menyimpan kenangan
Menuliskan seluruh perasaanku di kedalaman lautan
Memahat namamu diantara karang
Mengukir kisah kita dengan kepedihan

Dipantai ini
Hanya ada namaku dan namamu
Hanya ada kisah kita..
Hanya kita…..

Tahukah engkau…

Tahukah engkau
Aku pernah menitip rindu
Pada awan yang berarak menghampirimu
Menyampaikan harapan agar kau datang
Di ujung penantian

Tahukah engkau
Aku pernah menitip pesan
Pada semilir angin yang berbisik ditelingamu
Berharap kau mendengar
Setiap kata yang ku ucapkan

Tahukah engkau
Aku pernah merindumu dengan segenap perasaanku…

Aku ingin melupakan kenangan

aku ingin melupakan kenangan
Diantara ruang-ruang kosong hati
Agar tak menyisakan hampa
Yang mengiris bagai belati

Ingin kuganti lagu sunyi itu
Dengan irama riang
Yang dapat kudendangkan setiap hari
Dengan melodi yang tak lagi menyayat hati

Aku ingin melupakan kenangan
Yang tak mau beranjak dalam ingatan
Karena kehidupan harus tetap berjalan
Dan ku tak ingin ada kepedihan

Aku akan melupakan..
Aku bisa melepaskan
Aku mampu melanjutkan
Tanpa kesedihan….

Kamis, 02 Desember 2010

mampukah

Mampukah kita bertahan
Diatas kepingan luka yang selalu tersiram cuka
Puing-puing kepedihan
Menjadi serpihan dendam
Membara..
Merobek ketulusan
Menuai kebencian
Jiwaku terpuruk dalam takdir
Meraih harapan dalam gulita
Mengeja nama Tuhan sebagai kekuatan
“Rabbi, jangan tinggalkan hamba dalam kelam….”

segalanya pasti berakhir..

Pada akhirnya kita akan pergi
Meninggalkan kehidupan
Mengapa harus takut dengan perpisahan?
Bukan itu pasti?
Harapku semua takkan terjadi
Tapi jika Tuhan mentakdirkan apa hendak kita kata
Nasib mungkin tak sebaik impian
Cerita kita berlalu,
Pedih
Sakit
Luka
Benci
Dendam
Dan rasa lainnya yang entah apa
Semua kita hadapi dengan lapang
Perpisahan hanyalah soal waktu
Segala yang berawal pasti berakhir..

catatan

Aku ingin membuka kembali
Catatan usang yang tlah kita tinggalkan
Merekam ulang kenangan
Dalam memori ingatan yang terbatas
Jangan tinggalkan buku itu
Meski usang dan berdebu
Disana kita menyimpan harapan
Pada waktu yang trus berlalu
Sekali-kali cobalah kau tengok
Dicatatan itu tlah kutuliskan
Harapan dan mimpi yang sempat kau janjikan
Dicatatan itu aku menyimpan kenangan, kebahagian pun kepedihan
Bacalah saat hatimu hendak menjauh
Mencari pelabuhan lain melepas sauh
Bacalah sebelum kau berlalu….

Senin, 15 November 2010

14 Nopember

14 Nopember di penghujung ramadhan
kita membuka lembaran pertama dari buku yang kita beli bersama
menuliskan kehidupan
hanya tentang aku dan kamu
hanya kita

takdir, penyatuan dan cinta
menjadi sesuatu yang tak bisa dipahami dengan logika
aku mengejanya diantara lipatan waktu
mencoba memahaminya dengan rasa syukur

14 nopember
ketika kupahami itu sebagai jalan kebaikan
memberi pengabdian meski tak sempurna
melalui liku kehidupan
pasrah saja..
ketika 14 nopember selalu berulang
menggenapi bilangan hari yang kita jalani
catatan kita mungkin telah terisi oleh memoar luka dan kepedihan
namun masih tetap kutuliskan harapan

14 nopember genap menjadi bilangan enam
dan kita tak lagi mengisi catatan kita dengan sempurna
harapan kadang tak sebaik kenyataan
jadi kugantung harapan dilangit kehidupan
kelak menjadi doa......

Minggu, 07 November 2010

kabar burung..

jangan menduga
jangan berprasangka
pada kata-kata yang dihembuskan angin
dalam kegelapan
jangan menuduh sebelum kau memiliki bukti
apalagi menghakimi sebelum mengadili
karena salah dan benar perlu pembuktian

jangan mempercayai apa yang dikatakan burung pada angin
karena akan membawa petaka
burung belum tentu berkata benar
angin belum tentu benar mengabarkan

masuki hatinya
temukan kebenaran dalam jiwanya
sebelum mengatakan
dia telah berbuat jahat padamu....

salah menduga

kau menjatuhkanku kedalam jurang kehidupan
saat aku mulai bangkit menyongsong masa depan
kau tinggalkanku dalam lorong tak bertuan
menggapai asa dalam kegelapan

mengapa mesti aku yang kau persalahkan
sedang sebuah khilaf tak ku perbuat
kau menuruti nafsumu
mengumbar ego
melampiaskan ketidakberdayaan atas nama kekuasaan

kau paksa aku mengikuti maumu
namun kau membawaku kedalam gelap
senyap..
meninggalkanku dalam lara tak berkesudahan

kejam...
inikah dunia yang kau janjikan?
begitu nampak berwarna
namun ternyata fatamorgana
menuduh dalam praduga
mendakwa dalam prasangka..

Kamis, 04 November 2010

Kunci hati

Aku ingin memasuki ruang-ruang yang tlah ditinggalkan dengan kunci yang kau beri
Namun tak mungkin aku melangkah
Hatiku tlah lama terkunci rapat
Membeku diantara waktu

Aku ingin membangun harapan
Menyusuri jejak kaki yang tlah kita tinggalkan
Namun harapku melebur diantara waktu yang membelenggu
Meragu

Aku ingin membuka hatiku
Dengan kunci yang kau beri
namun ternyata tak bisa
jadi kusimpan saja
kelak mungkin berguna
ketika luka tak menyisakan pedih…
semoga..

Perpisahan

Kau berkata ingin berlalu dari hidupku
Ku jawab terserah..
Aku tak memiliki banyak kata indah
Sebagai salam perpisahan

Pertemuan, perpisahan…
Semua hanyalah tentang waktu
Sebagaimana adanya Tuhan mentakdirkan
Dan tak perlu ada kesedihan

Pedih, kecewa dan penyesalan
Tersisa dirongga dada
Tersekat ditenggorokan..
Ku tak ingin menangisinya..

Terimakasih…
Mungkin satu kata yang pantas kuucapkan
Sebagai salam terbaik…

Selasa, 26 Oktober 2010

berbagi

Aku menemukan luka yang menganga
Diantara tawamu yang membahana
Duka apa kau sembunyikan dibalik tegarnya tubuhmu
Aku bahkan tak mampu mengenalinya dibalik cerianya wajahmu

Kepedihan, harapan dan lara
Tak hendakkah kau bagi denganku?
Aku siap menampungnya
Dengan mangkuk jiwa yang telah kusiapkan sejak lama
Sejak aku mampu memahami
Rapuhnya jiwa dibalik kokohnya jasadmu..

Rabu, 20 Oktober 2010

aku ingin sekali saja menatap matamu

Aku ingin sekali saja
menikmati telaga biru dibeningnya matamu
berlayar dan membiarkan diriku hanyut dan tenggelam
menyelami seluruh rasa
merasakan ketenangan dan keteduhan

aku ingin sekali saja menatap matamu
membiarkan jiwaku berkelana
agar kutemukan jawaban
mengapa kau berlalu tanpa salam perpisahan

aku ingin sekali saja menatap matamu
berharap menemukan dusta dalam kata-kata yang tak terucapkan
agar aku memiliki alasan untuk melupakan
mengubur kenangan..

aku ingin sekali saja menatap matamu….

Senin, 11 Oktober 2010

Tragedi

Harapku melebur
Dalam riak amarahmu
Terkapar dalam praduga
Menggelora dalam prasangka

Kau tusuk hatiku dengan kata
Kau bunuh jiwaku dengan lara
Ada dendam yang membara
Dalam kilauan airmata

Seburuk itukah wajah jiwa yang kau lihat?
Semua tak seperti yang kau kira..

Akhir zaman

Inikah zaman itu
Saat nafsu menjadi Tuan
Saat dosa menjadi kebiasaan
Saat kehidupan tak lagi nyaman

Inikah zaman itu
Ketika mesin memutus rantai kehidupan
Modern istilah yang dinamakan

inikah masa itu?
Zaman yang menanti laknat Tuhan
Sebagaimana Sodom dan Gomorah di Jungkir balikan
Sebagaimana ‘Ad diruntuhkan

Ooo akhir zaman yang diramalkan…
Bantu aku melewatinya
Agar menjadi manusia pilihan
Diantara kebobrokan ......................

Kamis, 07 Oktober 2010

ijinkan aku

ijinkan aku berbagi denganmu kawan,
ketika kekasihku tak lagi erat menggenggam tangan
agar lagu kepedihan
masih terasa merdu kudendangkan

haruskah kebersamaan ini diakhiri
ketika hati tak mungkin lagi berbagi
melatih diri menjalani sunyi
ooo semua bagai mimpi

lihatlah kawan,
anganku berharap pada takdir
membawa keajaiban dalam waktu
agar tawa kembali menyapa
agar canda menjadi nyata

ku bangun harapan
namun sia-sia
lagu kepedihan
tetaplah merana...

Ingatan

Akar dari masalah adalah ingatan, andai saja tak ada masa lalu mestinya cinta bisa dengan mudah dijangkau dalam dekapan (cinta itu kamu, moamar emka).

Apakah perlu amnesia untuk menjadi lupa akan sebuah peristiwa?sebuah kenangan?entahlah.. yang pasti aku ingin melupakan kenangan, tapi semakin lama ingatan atas sebuah peristiwa dimasa lalu begitu kuat?semua semakin Nampak jelas dalam otakku, aku ingin menguburnya dalam-dalam tapi memori ingatanku terlalu kuat, aku menyadari b etul semua ini sia-sia belaka tapi mengapa diriku mesti tersiksa?
Mungkin benar aku bermasalah dengan ingatan, aku menyimpan seluruh kenangan dan memori otakku terlalu kuat untuk kuhapus, entah dengan cara untuk menjadi lupa.. membiarkan kenangan itu dalam jiwaku membuatku tersiksa sekaligus membawa gairah yang entah apa namanya, dan smua karena dia…. Yaaa.. lagi-lagi dia yang begitu menguasai pikiranku meski telah berusaha keras untuk kulepaskan
Dia, sepotong kenangan hadir membawa warna dan rasa yang luar biasa dalam hidup, rasa sakit sekaligus bahagia dalam waktu yang bersamaan, sungguh aneh, namun begitulah, orang-orang menyebutknya cinta, dan aku jatuh cinta pada orang yang salah, lebih tepatnya lagi dalam waktu yang salah, kenapa harus jatuh cinta padanya pada saat perpisahan menjelang?pada saat dia telah memiliki seseorang?pada saat semuanya akan berakhir? Semuanya memberi sejuta Tanya, namun bukankah cinta tak pernah memilih waktu? Entahlah..
Untuk pertama kainya jatuh cinta member iku energy yang luar biasa, energy untuk memperhatikannya sedemikian rupa sehingga aku Nampak begitu bodoh dan sensasi itu masih terasa sampai saat ini. Meskipun tentu semuanya menjadi sangat begitu lucu ketika dikenang, seringkali aku mentertawai kebodohanku dulu, namun itulah kisahku, disitulah aku pernah meletakkan harapan.
Jika semua orang berpikir dia sangat special, begitulah adanya. Dia teramat istimewa hingga waktu tak mampu untuk menghapusnya, selal u ada kerinduan yang tiba-tiba hadir bersama saat-saat manis dengannya, selalu ada hal lucu yang bisa dikenang bersamanya, selalu ada kearifan dari sikap dan tutur katanya, semua tampak begitu sempurna dalam pikiranku.. sungguh aku ingin mengulang waktu dan menghabiskan banyak hal bersamanya seandainya itu mungkin.
Sekali lagi, aku ingin menjadi amnesia untuk melupakannya…..

My first love

Jika saat itu aku memiliki keberanian, Cinta kita pasti takkan berakhir seperti ini, Jika saat itu kamu gigih
Kisah kita pasti takkan menjadi begini, Cinta pertama telah menorehkan luka dihatiku, Menyisakan malam-malam penuh derai air mata, Mengingatkan selalu kepadamu, Pada cinta kita…….
Kita sering tak mengerti apakah itu cinta, dulu aku berpikir cinta bisa melampui segalanya, saat itu aku tak tahu bahwa ternyata ada kekuatan lain yang disebut takdir, Kita tak bisa melakukan apa pun untuk mengubahnya, kita hanya bisa menerimanya. .. (shu yi-first love forever love).

Takdir itulah kenyataan yang tak mampu kita hadang
Karena Tuhan telah menentukan jauh hari sebelum kita dilahirkan
Begitupun cinta kita
Mungkin harus sampai itulah waktunya
Kebersamaan, harapan, mimpi, semuanya berlalu dalam ruang
Menyisakan kenangan dan kepedihan
Adakah luka yang lebih dalam selain cinta?
Cinta telah merampas hatiku
Merenggut hak diriku untuk mencintai yang lain
Semua yang berawal dan pasti berakhir
Seperti musim yang berlalu
Yaaa… segalanya akan berakhir
Dan waktu akan menghapus
Semua yang terekam dalam ingatan
Hanya jejak-jejak samar
yang aku inginkan
Melupakanmu..
Dalam setiap detik yang berlalu

Sabtu, 07 Agustus 2010

Laut

Hatiku terpaut laut
Tempat dimana masa kecil kulalui
Deburannya ombaknya memberi semangat dalam setiap langkah
Batuan karangnya memberi ketegaran menjalani hidup

Aku sering kesana
Setiap kali hatiku gundah
Berbagi kepedihan dengan deburan ombak

Senjanya yang menawan
Selalu mengundang hadirnya diriku
Laut,
Tempat aku berbagi kehidupan

Kini
Deburan ombaknya selalu menggema dihati
Pertanda dini hari
Membangunkan mimpi

Aku rindu
Menjamah gelombang
Menikmati angin
Melihat awan dihamparan yang tak bertepi

aku ingin
bersembunyi dibalik gelombang
menulis kepedihan diatas pasir
aku rindu
lautku yang biru
tanah kelahiran yang rupawan

sungguh aku rindu....
laut tempatku berbagi harapan dan kenangan

(06-08-2010)

Inikah cinta?

Inikah cinta?
Yang tak pernah mampu berpisah meski seringkali disakiti?
Telah ku korbankan semua
Dan ternyata
Kusalah mengambil pilihan
Sia-sia menyesalinya
Hidup kadang tak cukup dengan penyesalan
Untuk bangkit, yang kita perlukan adalah kekuatan
Kekuatan untuk mampu berdiri diatas kaki sendiri
Untuk mampu bangun dari keterpurukan
Dan hanya diri kita sendiri yang mampu merubahnya
Bahkan orang yang kita (sangka) mencintai dan (berharap) bisa membahagiakan
Hanyalah meninggalkan kenangan sakit dan luka yang dalam
Separah itukah kehidupan?

Inikah takdir itu?

Waktu membelenggu
Dalam takdir yang kacau
Dalam hidup yang senyap
Inikah pilihan itu?
Kebahagiaan bagai fatamorgana
Dan ku terjebak dalam keangkuhan
Terkungkung dalam kepohangan melawan takdir
Haruskah ku menyesalinya?
Sia-sia belaka
Dan diam adalah jawaban….
Tak mungkin ku berharap pada angin
Merubah karang selembut salju

(26 Juli 2010)

Kau

Kau hadir diusiaku yang beranjak remaja
Memberi kisah bahagia
Namun kubalas luka

Kau memberiku kebaikan
Namun kubalas tuba
Sesal….
Haruskah kusesalinya
Ketika kenangan merobek relung jiwa
Ketika hadirmu memberi warna
Ketika adamu memberiku tawa

Kukira bahagia adalah masa depan
Meninggalkan menjadi sesal
Kini hanya pilu
Mengenang dalam ketidakmungkinan
Penyesalan kemudian tiada guna
kini yang ters isa hanya lah airmata
dan maaf yang tak pernah terucapkan
(untuk AR)
27-07-2010

Diam

Aku ingin diam
Ketika kata-kata menjadi teramat menyakitkan
Aku akan sembunyi
Dibalik untaian kalimat

Aku membisu
Memilih takdir pilu

Aku ingin diam
Biar semua rasa terkubur angan
Dalam waktu yang panjang

Aku ingin diam
Tak lagi percaya kata-kata

(27-07-2010)

Selasa, 27 Juli 2010

Seandainya aku punya kakak..

Seandainya aku punya kakak,
aku memiliki bahu untuk bersandar
Memiliki sahabat untuk berbagi
Memiliki malaikat sebagai penolong

Seandainya aku punya kakak
Aku mempunyai kaki untuk menopang saat ku lemah
memiliki tangan, mengenggam erat menguatkan langkah
berbagi nafas kehidupan

seandainya aku punya kakak
memiliki pembimbing saat ku tersesat
mempunyai pembela saat tak berdaya
mempunyai jaksa yang akan menuntut
memiliki hakim yang mengadili setiap orang yang menyakiti

seandainya aku punya kakak
takkan selemah daun terhempas angin

(27-08-2010)

Sabtu, 24 Juli 2010

untuk Hafiz

cintaku padamu
tak berbatas ribuan kata
atau milyaran kalimat
bahasaku adalah keseluruhan rasa
selalu ada saat mendung menghalangi langkahmu
saat terik membakar kulitmu
saat gundahmu, saat resahmu, saat bahagiamu
aku kan selalu ada
menemani setiap kakimu menjejakkan langkah kehidupan

senyummu seperti ribuan bintang
sempurna seumpama purnama
obat segala sedihku
pelipur dikala duka

saat kau tersenyum
seisi dunia tersenyum bersamaku

Kamis, 24 Juni 2010

Benci

Serapat itukah kau menutup pintu hati
Hingga kunci maaf tak mampu membukanya
Sedalam itukah kebencian yangkulihat dimatamu
Hingga tak sanggup tuk saling bicara
Akhiri saja
Semua tak mungkin bisa
Menjalani hari tanpa sapa apalagi tawa
Memelihara dendam dikedalaman hati
Inikah akhir cerita kita?
Mungkin hanya Tuhan saja yang tau..

Kamis, 17 Juni 2010

Kenangan

Aku pernah berharap
Meski memudar dalam waktu
Berlalu dalam kenangan
Dan kini
Dia berada di pojok hatiku
Dalam kadar yang seharusnya dia dapatkan
Tak ada air mata (lagi)
Tak ada rindu (lagi)
Tak ada penyesalan
Hanya ada untaian kata sederhana
Tersimpan di relung jiwa
Bersama namanya
Dalam keabadian

Sepenggal cerita dari Selatan

Melewati jalan Sindangbarang - Bandung
Menikmati Pesona alam Cianjur Selatan
Mempelajari sisi lain kehidupan
Pedesaan yang damai dalam kemeriahan peradaban

Samudera luas di ujung selatan
Bukit-bukit yang menjulang,
Hamparan sawah yang menghijau
Sungai cipandak memberi kehidupan

Ooo inilah kesempurnaan ciptaanMu
Di tanah yang terabai
Terbuang diselatan
Jauh dari hiruk pikuk zaman

Pohon Aren melambai sepanjang jalan
Ditengah gemerisiknya angin
Seolah berkata tentang Jalanan yang rusak
Harga-harga kebutuhan pokok yang mahal
Sulitnya mengakses pemerintahan Kota

Inikah tanahmu yang terbuang?
Tergolek tak berdaya tanpa pembangunan
Kehidupan bagai ditakdirkan Tuhan
Untuk apa adanya…

Kamis, 10 Juni 2010

Mengapa

Mengapa kau membiarkanku dalam sunyi
Dalam dunia tanpa kata-kata
Sedang aku menunggu
Satu kata dalam sapa

Mengapa kau membisu
Membiarkanku menerka-nerka waktu

Mengapa kau tunjukan amarah
Sedang kau tau aku menyimpan luka
Tak punya kah sedikit kelembutan?
Atau semua yang tersimpan hanyalah prasangka?
Tak bolehkah sedikit bersedih?
Tak bolehkan sedikit bermanja?

Aku tak setegar yang kau kira...
Aku rapuh dibalik kokohnya jasadku

Tak sudikah berbagi kekuatan jiwa?
Yang keperlukan hanyalah tawa
Yang kubutuhkan adalah tempat berbagi
Mengapa semua terlalu mahal??

Senin, 31 Mei 2010

Mengeluh

Manusia dikaruniai energi yang berguna untuk membangun kehidupan. Allah memberi energi yang berlimpah setiap hari, ada 2 jenis energi yang kita miliki yaitu energi positif dan energi Negatif. Energi Positif adalah energi yang memompa hidup kita dan membakar semangat kita untuk memberikan karya terbaik dalam hidup sedangkan energi negatif adalah energi yang menghambat, menghalangi dan membuang semangat hidup kita.
Energi Positif memberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan, melalui hal-hal yang sulit dalam dan memecahkan berbagai permasalahan dalam hidup. Sedangkan energi negatif memberikan hal-hal yang akan menghambat kemampuan seseorang.

Salah satu bagian dari energi negative yang setiap hari kita lakukan adalah mengeluh. Mengeluh merupakan respon negative dari semua yang terjadi dalam kehidupan kita, seakan-akan tidak ada kebaikan dalam setiap hal yang kita lakukan. Selalu saja ada hal-hal yang kita keluhkan setiap hari. Kemacetan, kelambatan, kekurangan, pekerjaan, makanan, minuman dan hampir semua hal yang ada disekitar kita tanpa kita sadari selalu kita keluhkan.

Dengan mengeluh kita menghamburkan banyak energi yang seharusnya dapat kita salurkan menjadi suatu produktifitas yang bermanfaat, dan kebiasaan mengeluh itu terjadi sepanjang hari di sepanjang hidup kita jika kita tidak mampu mengendalikannya. Untuk menghindarkan diri dari sifat mengeluh kita harus menerima keadaan kita apa adanya jika hal-hal yang ada disekitar kita tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Alihkan energi keluhan menjadi energi kreatif untuk melihat apa saja yang bisa dikerjakan secara lebih baik. Dengan demikian potensi kita bisa dikembangkan menjadi hal-hal positif dan tidak terjebak menghabiskan energi kita untuk hal-hal yang negative.

Mengeluh merupakan kebiasaan yang buruk, bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga dapat menyebar kepada orang-orang disekitar kita. Alqur’an mengingatkan kita supaya tidak menjadi orang-orang (golongan) yang suka mengeluh, oleh karena itu sudah saatnya kita bangkit dan belajar untuk tidak mengeluh. hitunglah kebiasaan mengeluh kita tiap hari dan kurangilah kebiasaan itu esok harinya, demikianlah seterusnya sehingga kita bisa menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.

Kita akan merasakan kehidupan yang berbeda, hidup kita akan jauh lebih berharga dan bermakna tanpa keluhan, beban hidup kita akan jauh lebih ringan. Jika kita mempunyai kemampuan untuk mengubah apa yang kita keluhkan, ubahlah itu, namun jika kita tidak mampu, tidak perlu mengeluh tapi bersyukurlah. Banyak orang disekitar kita yang tidak mempunyai cukup anugrah untuk hidup layak seperti kita. So mulai sekarang berhentilah mengeluh, mulailah hidup yang bahagia.

(diringkas dari Man Jadda Wajada, the art of excellent life, akbar zainudin, halaman 92-96).

Berawal dari sebuah kekecewaan

"Usirlah kejahatan dengan sesuatu yang baik, dan kamu akan menguasai lawanmu". (Rumi-Fihi ma fihi).

Aku tak pernah mengerti maknanya sampai ketika aku menemukannya dalam kemarahan dan kekecewaan, tiba-tiba saja aku memiliki sedikit pencerahan. Tidak semestinya merasa kecewa dengan perlakuan orang lain yang tak mengenakan hati kita. Kekecewaan, kemarahan, kecemasan adalah sifat dasar manusia. Hanya saja kita jangan larut dalam kekecewaan, kemarahan ataupun kemalasan. Apa yang ada dalam pikiran kita akan membentuk opini dan mempengaruhi kehidupan kita kedepan.

Sakit hati dan kecewa adalah hal biasa dan kita harus mampu mengatasinya. Berpikir positif adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk menyikapi sebuah peristiwa. Hal itu akan memberikan ketenangan batin (setidaknya akan memberikan persepsi yang berbeda mengenai apa yang kita rasakan), melihat sisi negatif dari sebuah peristiwa hanya akan mengurai luka dan menumbuhkan perasaan kecewa yang mendalam.

Dalam hidup akan ada banyak hal yang kita lewati, tidak hanya tentang sebuah kesuksesan namun juga sebuah kisah kepedihan. Dan kisah kepedihan pun beraneka ragam bentuknya, kadang-kadang kesedihan itu dibentuk oleh pikiran kita, namun tidak sedikit yang disebabkan karena orang lain, karena dikhianati, dikecewakan dan lain sebagainya. Untuk bangkit dari keterpurukan, kepedihan maupun kekecewaan kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu kita.

Hidup manusia adalah perjuangan untuk memenangkan pertarungan suci antara akal (pikiran yang sehat) dan hawa nafsu, dan untuk memulai pertarungan dengan hawa nafsu kita harus mengupayakan kebersihan hati dan pikiran. Hati dan pikiran yang bersih akan menjadi awal yang baik untuk menciptakan suasana yang kondusif dan akan memberikan energi yang positif yang bisa menjadi modal yang berharga untuk meningkatkan produktifitas diri. Hati dan pikiran yang bersih akan membawa kita pada semangat dan kualitas hidup yang lebih baik, dengan demikian kita akan meminimalkan perasaan marah kita akibat dikecewakan oleh orang lain, namun kita akan mengambil hikmahnya sebagai bahan instropeksi diri, mawas diri dan menyerahkan semuanya pada kehendak Tuhan yang satu, bukankah semua hal didunia akan bermuara pada satu tujuan yang sama? Ketika kita ikhlas dan memasrahkan apa yang terjadi sebagai takdir yang baik, maka kita akan merasakan kekuatan dan semangat untuk hidup menjadi lebih baik baik, dengan demikian kekecewaan itu akan menjadi pijakan untuk kesuksesan kita di masa depan.

Seperti sebuah peribahasa arab mengatakan “dan jagalah hatimu dari penyakit-penyakitnya, sulit mengembalikan hati yang sudah jauh dari kebenaran, sesungguhnya hati jika sudah kotor , membersihkannya seperti mengumpulkan kaca yang sudah pecah berserakan”. Oleh karena itu janganlah kita mengotori hati kita dengan kebencian dan dendam kepada orang lain, biarlah mereka memperlakukan dan membalas kebaikan kita dengan kejahatan, biarlah Tuhan yang akan membalas semua perbuatan mereka terhadap kita, jangan biarkan hati kita dikotori oleh dengki, sebab jika hati menyimpan kebencian akan sulit untuk menerima kebenaran. Tidak selamanya mereka yang telah membuat kita kecewa melakukan kesalahan, mungkin ketika mereka melakukan itu terhadap kita, mereka hanya sedang lupa dan khilaf dan kita tidak perlu membalas perlakuan mereka dengan hal yang sama.

Kemarahan dan kebencian adalah suatu kegilaan yang mengalir dalam jiwa, sebagaimana arus listrik mengalir dalam badan, Dale Carnegie memandang bahwa rasa santun terhadap musuh atau orang yang telah mengecewakan kita adalah suatu rahmat yang melekat di jiwa sebelum orang lain mendapat kebaikannya dan mengetahui kebijakan serta kenyamanannya. Kalau ada seseorang yang berbuat tidak baik terhadap kita, maka lupakanlah dia dan jangan berusaha membalasnya sebab apabila kita menaruh rasa dendam, berarti merugikan diri kita sendiri dan sama sekali tak merugikan dia.

Rasulallah bersabda :
“tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka Allah akan menempatkannya pada pemeliharaanNya dan akan melindunginya dengan rahmatNya serta akan memasukannya dalam kecintaanNya yaitu :
1. apabila diberi ia bersyukur
2. jika mampu membalas dia memaafkan
3. jika marah ia bersikap tenang”
(Hadits Riwayat Al Haakim)


Dan obat dari semua kekecewan adalah memaafkan, membersihkan hati dari rasa benci dan membuang pikiran untuk membalas dendam terhadap apa yang telah mereka perbuat kepada kita, yang tidak ada manfaatnya sama sekali kecuali hanya membuat kita kesal saja. Sebagaimana firman Allah SWT..
dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin kalau Allah mengampuni kamu?......... (Q.S Annuur:22)

Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah……….. (Q.S Asy syuuraa:40)


Demikianlah, ketika kita menyerahkan semua hal dalam hidup kita (kebaikan dan keburukan) dan menyerahkan semuanya pada Allah, maka hidup kita akan lebih tenang untuk dijalani, jangan memikirkan apa yang orang lain perbuat kepada kita (karena itu bukan urusan kita) tapi pikirkanlah untuk senantiasa berbuat kebaikan pada siapapun (kawan maupun lawan) kita, dan ikhlaskan serta yakinkan bahwa hanya Allahlah yang akan membalas semua perbuatan kita.

“setiap kejadian adalah pelajaran, dan selalu ada hikmah dari setiap keadaan, bahkan dari kejadian terburuk sekalipun dalam hidup kita”

Wallahu’alam
(24 Mei 2010: 01.00)

Rindu

Tiba-tiba saja ada kerinduan yang menyelinap dalam rongga dadaku. kerinduan pada sosok yang banyak memberi inspirasi dalam hidupku. Meskipun sebenarnya dia orang yang sedikit menyebalkan namun dia memiliki banyak kebaikan. Dan rindu ini hadir tanpa sebuah undangan.

Aku menikmati kerinduan ini dalam sunyi dan menyertakan namanya dalam setiap sujud dimalam-malam panjangku, adakah kesalahan dalam rasa ini? Aku harap tidak. Aku tak pernah menginginkan dia hadir dalam hidupku karena aku telah melupakannya dan dia telah menjadi bagian dari masa lalu. Tapi tidak ada kesalahan untuk sedikit menengok dan mengenang masa lalu, sebab masa lalu walau seburuk apapun tetaplah menjadi catatan penting dalam hidup kita apalagi untuk seseorang yang pernah memberi arti bagi kehidupan kita. Selama kita tidak terjebak pada kenangan, aku pikir wajar saja untuk sedikit memberi warna lain dalam hidup dengan membiarkan kerinduan ini ada dan memberi energi positif dalam hidup kita.

Dia selalu menjadi inspirasi dalam hidup, bukan hanya karena dia memiliki segudang kebaikan, tapi karena banyak hal yang bisa aku ambil pelajaran darinya. Belajar bagaimana kita menata hidup, bagaimana menyusun sebuah target hidup dan mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan, bagaimana caranya mengambil keputusan, caranya berbagi kebaikan, caranya membangun hubungan dengan Tuhan, caranya menunjukkan eksistensi dan aktualisasi diri, serta caranya bersikap, menata hati dan menjaga emosi semuanya memberiku inspirasi dan motivasi untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik. Memang, dia bukanlah sosok yang sempurna, dia memiliki banyak kekurangan diantara gayanya yang menawan namun itu manusiawi, karena tidak ada sosok manusia yang sempurna.

Setiap momen adalah kenangan, dan setiap kenangan adalah pelajaran. Membiarkan kerinduan ini hadir bukanlah sekedar menikmati keadaan dan membiarkan dirinya menguasai jiwa, tapi bagiku lebih kepada mengambil sisi dan energi positif dari keseluruhan kebaikannya. Aku sadar, banyak hal yang telah berbeda antara aku dan dirinya, menjaga hati dan menata kerinduan ini menjadi energi positif adalah hal yang paling mungkin kulakukan.

Menyerahkan kembali seluruh perasaan ini pada Tuhan, itulah yang kulakukan, sebab Tuhan lah (yang pada dasarnya)yang telah memberikan semua hal dalam hidup kita, termasuk kerinduan ini. dan tentu Tuhan tak ingin menjadikan ini sebagai kesia-siaan saja, aku harus mengambil pelajaran (ibroh) dari setiap tindakan. Tuhan memberikan ini sebagai pelajaran dan peringatan agar aku bisa menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi.

Akhirnya dari seluruh kata-kata terbaik yang ada didunia, hanya ada satu kalimat untuknya “tetaplah menjadi bintang di langit…”( itu kuambil dari lagunya Band Padi, dan itu lirik terbaik menurutku)

Bintang itu selalu bersinar, selalu memberi penerang dalam hidup, selalu bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Sekali bintang tetaplah bintang takkan mungkin menjadi awan. Bintang selalu memberikan cahayanya walaupun langit berselimut awan.
dan seperti mentari (bintang terbesar dalam jagat raya), dia adalah bintang di hatiku.. 

Minggu, 23 Mei 2010

SEKEDAR RENUNGAN

Alkisah disuatu masa ada sepasang suami istri yang membangun kehidupan. Meniti langkah bersama dari tidak memiliki apa-apa menjadi memiliki sesuatu. Mereka memiliki anak yang lucu, memiliki kehidupan yang orang-orang disekitarnya melihat sebagai pasangan yang bahagia. Teman-teman pasangan tersebut melihat mereka sebagai pasangan yang sempurna dan memiliki kehidupan yang bahagia).
Akan tetapi kehidupan seperti roda, terus berputar mengikuti rotasi bumi, hingga pada suatu ketika keluarga itu tak memiliki sesuatu untuk makan malam (si suami ingin makan malam dengan telor mata sapi, dan kebetulan tidak ada pun tidak ada uang untuk membelinya), dan sang suami pun marah-marah, si istri pun merasa tersinggung karena masih ada ikan yang diberikan tetangga dan makanan lain yang bisa dimakan hingga terjadilah percekcokan antara keduanya.
Si istri berpikir bahwa kenapa sih harus marah-marah hanya karena sebutir telur, sedangkan si suami masih bisa makan dengan ikan, atau bisa makan yang lainnya untuk mengganjal perut. Dalam diam si istri ngomel-ngomel dalam hatinya, pun demikian sebaliknya si suami, dia berpikir masa sih sebutir telur pun tak ada sedang dia telah memberikan uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Rupanya si suami lupa bahwa uang yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya. Si suami berpikir demikian karena selama ini mereka tak pernah merasa kekurangan, tanpa tahu bahwa dibelakangnya si istri mencari pinjaman sana sini untuk menutupi kebutuhannya. Sehingga ketika si istri memutuskan untuk hidup apa adanya, terjadilah keganjilan dan kegoncangan dalam kehidupan mereka. Dan terjadilah percekcokan itu. Si istri menyimpan kekesalannya pun demikian suami menyimpan kemarahannya dalam diam, begitulah selanjutnya kehidupan yang mereka jalani…..

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tersebut adalah:
1. Bersyukur itu lebih penting dari apapun
2. Nikmati apa yang ada
3. Komunikasi dengan pasangan yang dibangun harus berjalan baik agar tidak terjadi
kesalahpahaman
4. Selalu instropeksi diri dan jangan melihat ke atas
5. Selalu melihat ke bawah
6. Jangan saling menyalahkan
7. Bahu membahu antara suami istri untuk membangun kehidupan
8. Jangan merasa telah mampu membahagiakan pasangan jika pasangan kita menyimpan
airmata dalam senyuman

Jumat, 07 Mei 2010

Perpisahan

sedih rasanya harus meninggalkan semua hal yang ada di Kantor ini, kebersamaan bersama kawan-kawanku, melalui banyak hari bersama mereka, kebaikan bos, rutinitas kerja yang (walaupun terkadang membosankan) tapi tetap membuatku nyaman dan santai. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, itulah yang si bos katakan, mungkin sebenarnya dia tidak rela melepaskanku, tapi dia memiliki kebaikan hati sehingga membiarkanku berkembang sebagaimana yang seharusnya....

sejujurnya berat untuk berpisah, apalagi kita telah seperti keluarga, tapi demi sebuah harapan yang lebih baik, aku harus memilih. mudah-mudahan ini adalah pilihan yang baik dan aku takkan menyesalinya.

heeem... kenangan demi kenangan kemudian terurai dalam benakku, ketika aku pertama kali ke kantor ini aku hanya sendiri dan menghandle semua pekerjaan sendiri, sampai kemudian memiliki banyak kawan yang membantuku menyelesaikan semua pekerjaan, lalu kemudian berlanjut dengan kebersamaan-kebersamaan yang menyenangkan bersama mereka..
apakah ditempat baru aku akan mendapatkan kawan2 sebaik mereka?? aku yakin pasti bisa!!!!

dan hari ini adalah hari terakhir disini, meski berat mesti kuucap selamat tinggal untuk kawan-kawanku, bosku, komputerku, meja kerjaku, printerku, dan semua berkas-berkas itu, kantorku.. perjalanan kekantor ku dan semuanya pada akhirnya hanya akan menjadi kenangan, kenangan manis yang akan kusimpan disuatu tempat di hatiku.

untuk bosku dan teman-temanku sorry ya kalo aku ada salah-salah kata, salah sikap, salah dalam bertindak, suka nyuruh-nyuruh, sering meminta, pokonya aku mohon maaf untuk semuanya.. semoga Tuhan mempertemukan kita kembali dan semoga kita senantiasa ada dalam lindungan dan kasih sayang Allah selamanya n semoga sukses selalu...

good bye everybody...

*catatan diakhir masa kerja... (sedikit lebay sebenarnya..:))

Rabu, 28 April 2010

Amarah

Harapku melebur
Dalam riak amarahmu
Terkapar dalam praduga
Menggelora dalam prasangka

Kau tusuk hatiku dengan kata
Kau bunuh jiwaku dengan lara
Ada dendam yang membara
Dalam kilauan airmata

Seburuk itukah wajah jiwa yang kau lihat?
Semua tak seperti yang kau kira..

Rabu, 21 April 2010

Dan Hatiku meragu
Diantara waktu yang tak sempurna
Betulkah ada rindu
Atau hanya kesia-siaan belaka?
Rasa yang tersimpan lama
Terpisah dalam jarak
Terbentang diantara lautan
Semua tak mungkin lagi sama
Adakah jejak yang tak berubah?
Sedang kehidupan selalu berputar dalam porosnya
Langkah yang kubangun
Tanah yang kupijak
Semua tak lagi sama…

hampa (lagi)

Pencarianku dalam waktu
Meninggalkan asa yang tak tersisa
Dalam ragu yang tak berujung
Dalam kata tanpa suara

Sampan ini terkoyak
Dan terapung disamudera tak berujung
Badai menghadang menghancurkan semua yang tersisa
Dan tenggelalm dalam lautan gelap

Tak kutemukan cahaya
Hanya kegelapan yang menyiksa
Tak kurasakan apa-apa
Selain waktu yang membisu
Menyeretku dalam pusaran
Tergulung dalam takdir

Selasa, 13 April 2010

Dunia Tanpa Suara

lama terdiam menekuri garis takdir
tak ada nada tak ada suara
hanya sunyi yang mencekam
mengaduk-aduk jiwa yang tlah lemah

menjalani waktu yang lengang
dalam kemeriahan zaman
dalam dunia tanpa suara
tanpa kata!
hanya detak jam yang berputar
dan kurasakan waktu teramat lambat berjalan..

Kamis, 08 April 2010

tentang seseorang..3

Setiap kesahajaan yang ditawarkannya begitu memikat hatiku, begitu mempesona. Dalam kekurangannya, ia memiliki segudang bakat yang entahlah apakah itu disadarinya atau tidak. Dalam diam, dia menawarkan ketenangan, dalam sendiri dia memberikan keteguhan, begitu sederhana, begitu apa adanya.
Aku mengenalnya tidak untuk menjadikannya sebagai sosok istimewa, pun tidak bermaksud untuk mengingatnya dalam sisa hari yang terlewati, tetapi dalam pertemuan yang telah Tuhan tentukan untukku, dia mengikatku dalam kenangan yang samar, dalam kemustahilan. Setiap tingkahnya mengikatku dan menjadikan kenangan yang terlalu indah untuk dibuang. Aku begitu menikmati setiap tindakannya, dan dia begitu mempesona dalam kesendiriannya. Dalam kesederhanaanya.
Waktu mengikatku dalam kenangan akan dia, dan sungguh ini sesuatu yang tidak aku harapkan, dia datang dengan berbagai ketidakmungkinan, dan aku tak bermaksud untuk menjadikannya hadir dalam nyata, biarlah ia kukenang dalam angan, karena aku tahu itu lebih abadi dibanding sebuah pertemuan. Biarlah kusimpan seluruh pesonanya dan kukenang ia dalam setiap menit yang terlewati, dan kubiarkan ia hidup memenuhi benakku, karena disana ada keabadian, dan ia hadir tidak untuk menjadi nyata, tetapi untuk menjadi abadi.

Rabu, 07 April 2010

Yang Tersisa dari Sebuah Pertemuan

Aku terkadang benci jika harus mengingatnya, pun demikian jika kenangan itu datang menyeretku ke masa lalu yang membuatku harus menyesali pertemuan itu. Ah…, aku kembali harus mengingatkan diriku sendiri kalau semua yang telah terjadi adalah KehendakNya, ya! Jika tidak pasti pertemuan itu tak kan ada. Dan sebagai hambaNya aku tak memiliki kuasa untuk menolak takdirNya, termasuk menolak pertemuan itu.
Ketika pertemuan itu harus diakhiri, maka aku harus dihadapkan pada takdir Tuhan yang lain, perpisahan. Dan sejujurnya aku tidak menyukai keduanya, sebab keduanya adalah kenyataan yng menyakitkan. Dalam pertemuan. Aku akan dihadapkan pada suatu realita yang boleh jadi tak diinginkan atau akan menyakitkan, jika kenyataan itu tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan atau dibayangkan, sedang dalam perpisahan, akan dihadapkan pada perasan kehilangan dan kesedihan.
Meskipun demikian, keduanya adalah takdir Tuhan yang pasti dialami manusia dalam dunia fana ini, dan tak seorang pun sanggup untuk menolak atau melawannya. Keduanya adalah kepastian dan Tuhan memberikan hikmah dibalik keduanya, adakah mahluk yang sanggup menolak kehendak Tuhan?

sesal

penyesalan itu tak ada artinya, dan seperti kata pepatah”penyesalan itu selalu datang kemudian” kadang aku suka mempertanyakan kenapa harus ada penyesalan jika hidup ini telah diatur oleh Sang Maha Pencipta. Kenapa kita kadang-kadang menyesali keputusan yang telah diambil, sedang hidup ini berjalan atas kehendakNya. Dan kita tak bisa melawan kehendakNya berkenaan dengan kenyataan-kenyatan yang terjadi dalam hidup. Kenapa kita tidak berusaha untuk menikmati kenyataan pahit dan memikirkan hikmah dari yang telah terjadi untuk mengambilnya sebagai pelajaran yang berharga? Kenapa kita harus mempertanyakan kehendak Tuhan atas diri kita? bukankah Dia tidak menciptakan sesuatu dengan sia sia?

hampa

Malam dalam kesendirianku memaksaku bermain dengan kata-kata dan bercerita dalam angan, merangkai sebuah hayalan yang berujung pada pengharapan semu. Kesendirianku melahirkan kebencian dan keangkuhan, sepi yang senantiasa mengusik hidupku memaksaku untuk mencari kenyataan dalam mimpi, meski harus berakhir dengan cara yang menyakitkan. Mimpi-mimpi yang aku rangkai hancur dalam sadarku dan aku terjerambab dalam ketakutan dan keputusasaan, aku mencoba bangun dan melihat dunia tetapi yang kudapatkan adalah kepalsuan. Mimpi itu tak lagi indah…
Rasanya waktu teramat cepat mendahuluiku dengan pemhuktian yang mengerikan, dan menghancurkan seluruh asa yag hendak kubangun, salahkah aku jika hanya percaya angan?salahkah jika aku menjadi sosok pengecut dari masalah yang kuciptakan sendiri? Segudang keinginan dan harapan tak lagi cukup untuk mengubah hidupku, bahkan segudang kata-kata pujian, sanjungan dan semangat tak cukup membawa asaku kembali, apalagi ketika aku teramat lelah dengan dua dunia yang kujalani, dua dunia yang berbeda tetapi sama sebab keduanya telah merusak mimpi-mimpi yang selama ini aku rangkai, bahkan ketika aku kalut dan bingung mencari tempat sembunyi, keduanya tak memberiku tempat untuk sembunyi, salahkah aku jika membenci hidup dan duniaku?
Sejuta pertanyaan dalam benakku laksana jarum yang menusuk hatiku dengan kepedihan yang teramat sangat dan tanpa aku sanggup untuk menjawabnya. Kenyataan dan mimpiku yang berbaur melahirkan kebimbangan dan membuatku larut dalam sejuta mengapa dan ketidak percayaan, bahkan sejuta penyesalan dalam hatiku tak mampu membuatku berdiri dalam nyataku atau dalam mimpi sekalipun, bahkan semua itu semakin membuatku terjerembab dalam lorong gelap dan sempit, dan aku kebingungan mencari jalan keluarnya , sebuah lorong di negara yang tak bertuan, lorong yang tak berujung dan hampa………

Mengenang mu………….

Aku menulis ini, hanya untuk mengatakan pada dunia bahwa engkau adalah sosok agung yang senantiasa terbalut kesucian air wudhu, tak pernah kutemukan mendung dalam wajahmu, kau senantiasa tersenyum pada kenyataan yang kau lalui, saat kesedihan menimpamu, pun saat bahagia menyergapmu. Aku kadang tak habis pikir denganmu, dengan caramu memandang dunia, kau selalu menganggap dunia ini sebagai permainan belaka dan perantara menuju singgasanaNya, kau menganggap dunia ini sebentar saja dan kau melaluinya dengan santai. Tiada kesusahan yang kau tampakkan, tiada keresahan yang kau ucapkan, apakah Tuhan tidak pernah mengujimu dengan masalah yang kau rasa berat?kadang aku selalu bertanya seperti itu, dan seperti biasa kau hanya membalasnya dengan senyuman.
Engkau yang ku kagumi karena shalatnya, adakah gerangan sesuatu yang membuatmu gundah gulana?maukah engkau berbagi keluh kesah denganku?aku siap menampungnya dengan mangkuk jiwa yang telah aku persiapkan sejak lama, aku siap mendengarkannya dengan perhatian yang penuh dan tak akan kubiarkan konsentrasiku terganggu karena hal lain. Engkau yang tak pernah bersedih, tak adakah kesedihan dalam hatimu berkenaan dengan kenyataan-kenyataan pahit yang kau alami?
Duhai jiwa yang senantiasa berbahagia, kadang-kadang aku malu pada diriku sendiri, aku selalu berkeluh kesah oleh hal-hal kecil yang Tuhan berikan padaku, aku selalu menghabiskan airmataku oleh kesedihan kecil yang kualami, aku selalu menganggap dunia ini sebagai cobaan yang berat yang seakan aku tak sanggup memikulnya. Sungguh aku ingin senantiasa bersamamu dan belajar banyak darimu tentang makna hidup dan cara menghadapi hidup dengan senyuman, aku ingin tetap bersamamu agar aku bisa menghadapi kenyataan dengan jiwa besar, aku ingin selalu bersamamu, selamanya.
Caramu memandang hidup membuatku harus mengacungkan kedua ibu jariku, tak ada keluh kesah, tak ada penyesalan, semuanya kau hadapi tanpa beban. Kau selalu berkata kalau semua masalah pasti ada jalan keluarnya, kau begitu bersahaja dalam hidup, tak adakah keindahan dunia yang menarik perhatianmu?
Duhai engkau yang selalu menghabiskan sepertiga malam untuk memadu kasih dengan Tuhan, yang selalu menangis atas dosa yang diperbuat, adakah dosa besar yang kau perbuat sampai kau menghabiskan airmatamu sedemikan rupa seakan kau telah membunuh sebuah jiwa? Duhai engkau yang selalu menghiasi diri dengan takwa, adakah rahasia yang kau sembunyikan dariku berkenaan dengan kesusahanmu atau kesedihanmu? Apakah rahasiamu dalam menghadapi hidup, yang sejak kau pergi terasa begitu memilukan hatiku?
Aku terkadang selalu berkata pada Tuhan, kenapa Dia memanggilmu dengan cepat? Kenapa semua begitu cepat berakhir? Duhai kau yang selalu memberiku semangat untuk menjalani hidup, aku begitu kehilanganmu sejak kau meninggalkanku sedang aku baru belajar berdiri sendiri untuk menghadapi kenyataan. Tetapi aku selalu ingat apa yang selalu kau katakan padaku, bahwa kita hidup atas kehendakNya, dan kita tak mungkin bisa menentang takdirNya. Dan takdir telah mengambil kau dari ku.
Dalam kenangan kini, aku ingin kau melihatku dari keabadian, aku telah mengikuti jalanmu, aku mulai terbiasa mereguk kepahitan sambil tersenyum, aku mulai terbiasa menutup malam dengan tangisan, dan aku mulai berani menyerahkan hatiku pada kekasih Jiwa kita, aku kini mengerti rahasia yang kau sembunyikan dariku, aku kini tahu kalau shalat adalah jawaban dari seluruh kegelisahanmu.
Engkau yang namanya abadi dalam hatiku, aku ingin kau tersenyum dengan perubahanku, aku ingin kau bahagia dalam keabadianmu, dan semoga kau tak pernah menyesal berteman denganku, sebagaimana aku yang begitu bangga pernah memilikimu.
Kupandangi langit malam yang bertabur bintang, kudapati engkau tersenyum padaku….

Kala Sunyi

Kesunyian mengantarkanku pada perenungan dan kesedihan. Dalam senyap, ketika aku hanya berdua dengan Tuhan, mungkin bertiga dengan syetan yang tak pernah merelakanku memadu kasih dengan Nya, aku menemukan diriku yang sebenarnya tak lebih dari seonggok jasad kaku dari setetes air yang hina, dan Tuhan melalui kekuasaanNya meniupkan roh pada tubuhku setelah aku sepakat dan menandatangani perjanjian untuk tunduk dan taat padaNya di Azali. Jadilah aku menjadi sosok yang seperti ini, sosok yang paling sempurna diantara sekian mahluk ciptaanNya.
Lalu dalam perjalanan waktu, saat aku mulai melupakan dan mengingkari perjanjianku denganNya, dan mulai berkenalan dengan syetan, yang kemudian ia menjerumuskan aku kedalam kesombongan, dan keserakahan. Aku sombong atas keberadaanku yang sempurna, atas kekayaanku yang melimpah, atas kepintaranku yang tak bisa ditandingi orang lain, lalu kemudian perasaan tidak puas mengantarkanku pada keinginan untuk memiliki dunia, aku ingin membeli seluruh isi semesta ini agar aku bebas mengitarinya tanpa dipungut biaya. Aku begitu sempurna bersekutu dengan syetan, dan kuanggap ia sebagai guru sekaligus penasehat spiritualku.
Kemudian, ketika berbagai kemalangan beruntun menimpaku berkenaan dgn roda kehidupan yang selalu berjalan terus, ketika syetan pun mentertawakanku dan berlalu meninggalkanku yang tersungkur dalam takdir, ketika semua yang kukenal pun mentertawakan kemalanganku yang disebabkan karena kesombonganku, ketika aku merasa hidup tak lagi adil, dan ketika aku merasa sendiri ditengah keramaian, aku dipaksa pada perenungan atas apa yang terjadi , dan aku dihadapkan pada berbagai pembuktian yang mengerikan.
Tiba-tiba saja aku ingat bahwa aku memiliki perjanjian dengan Tuhan, tiba-tiba aku sadar bahwa aku hidup karenaNya, karena kasihNya, tiba-tiba aku sadar bahwa aku harus tunduk dan taat pada perintahNya, lalu….yang selama ini kulakukan…?! Tiba-tiba saja aku merasa sangat membutuhkanNya…………
Aku tersungkur dalam penyesalan yang dalam, aku dibawa pada kesadaran yang membuat air mataku tumpah laksana hujan yang menyebabkan banjir dan menenggelamkan umat Nabi Nuh yang durhaka, apakah Tuhan masih mau memaafkanku? Apakah Tuhan masih bisa tersenyum melihat tingkahku selama ini? Atau Tuhan akan mengirimkan Izrail secepatnya untuk mengambil kembali rohku tanpa permisi, dan segera mengutus Munkar dan Nakir dengan palu dan cambuk untuk menyiksaku di kegelapan kubur…..aku tak sadarkan diri membayangkan semua itu, ( Aku pikir aku telah mati ).
“nak, Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang lagi Maha Pemaaf, kamu masih memiliki kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri, jangan buang-buang waktu untuk mengambil kesadaran, jangan biarkan syetan mengambil kesempatan menggodamu dari kekosongan hatimu, segeralah bertobat, anakku…Sesungguhnya Allah itu Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang” Seorang Kakek tua berjubah putih, mirip kakekku yang telah meninggal berkata-kata padaku dalam ketidaksadaran. Benarkah Tuhan akan memaafkan seluruh dosa-dosaku?
Kubuka mataku dalam kesunyian, kurasakan pancaran cahayaNya menembus rongga dadaku, kurasakan kedamaian saat ku sebut namaNya, saat itu pula kubatalkan seluruh perjanjianku dengan syetan, meskipun aku tahu dia takkan pernah rela melepaskanku. Tetapi aku tak peduli sebab saat ini aku hanya ingin Tuhan, aku hanya ingin berdua denganNya dan hanya Dia …………

“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadanya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘arsy yang agung “ (Q.S At Taubah:129).

Selasa, 06 April 2010

Luka

Seringkali kucoba
Melupakan semua luka
Tapi sekian lama kucoba
Luka semakin nyata
Menggelora dan menjelma
Menjadi dendam
Buih buih luka
Membesar dan bergelombang
Lautan kebencian datang
Aku tak kuasa menghadang
Ah!luka

Dalam Harapan dan Kehampaan

Kupeluk malam dalam kegelisahan
Kedipan manja sang bintang
Melelapkanku dalam kesunyian
Semilir angin yang menerpa pucuk-pucuk daun
Menggeliat dalam kedinginan embun
Semakin mengharu biru perasaan
Memporakporandakan jiwa
Menghancurkan harapan
Membuaiku dalam kesepian
Kehampaan jiwa

Dekap erat malam dalam gemintang
Aku terpaku memeluk harapan
Memimpikan suka cita
Mengharapkan mimpi ‘kan jadi nyata
Dalam derai kehidupan yang sebenarnya
Tetapi..yang kudapatkan hanyalah
Kepalsuan dan asa yang tak kunjung jua

mimpi 2

Kulalui hidupku dengan impian
Kutaburi hari-hariku dengan hayalan
Dan kujalani hidupku
Diambang kesadaran dan mimpi

Mimpi itu terlalu indah untuk kubuang
Meski menjeratku kedalam kemustahilan
Bayangannya yang kerap hadir
Membawa anganku jauh dari sadar
Sisa-sisa hidup kujalani
Dengan harapan dan ketakutan

Mimpi yang aku rangkai sendiri dalam kesahajaan
Ditengah benderangnya siang
Didalam gulitanya malam
Hingga tak mampu kubedakan
Apakah aku hidup dalam nyata
Atau sekedar mimpi belaka

Sang Waktu

Lama waktu menemaniku dalam bisu
Membiarkanku menapaki jalan di tanah asing
Dan waktu setia bersamaku
Menemani kesendirian
Bahkan membiarkanku menapaki keegoisan
Dan waktu berlalu dengan cepat
Meninggalkanku yang tak berubah
Aku masih disini dengan harapan yang sama
Ketika pertama kali menginjak tanah asing ini
Bahkan saat waktu merubah sebagian yang kukenal
Aku masih disini
Diam dan tak berubah

Sendiri

Dalam sendiri aku adalah sahabat bagi jiwaku
Dalam diam aku menyimpan tangisan
Dalam candaku ada nestapa
Dalam senyumku ada airmata
Dalam jiwaku ada resah yang berkepanjangan
Dalam bisuku aku bermain dengan perasaan
Dalam benakku ada lukisan malam yang kelam
Tanpa gemintang
Dan dalam hatiku ada asa yang ingin kugapai
Tapi aku terbentur dalam keputusasaan
Aku terasing dalam keramaian
Aku terjebak keindahan dan kasih semu
Aku gak mampu menggapai semua itu
Sebab dalam keramaian aku sendirian

Mentari, Rembulan dan Sang Waktu

Waktu begitu tega membiarkan kita saling terdiam
Tenggelam dalam keragu-raguan
Hanyut dalam lautan egois
Kesalahpahaman

Waktu begitu tega mengiris-iris perasaan kita dengan kecuekan
Membiarkan kita dibelenggu gembok keangkuhan
Hingga rembulan yang biasanya tersenyum
Bercanda dan bercerita
Diam seketika
Hilang!
Hanyut dalam lautan kemarahan
Dan mentari hanya mengurut dada
Diam terpaku
Tertunduk dalam resah

Mentari hanya bisa berharap
Mungkinkah rembulah kembali bercerita
Tentang astronot ganteng yang mendarat
Tentang hiruk pikuk manusia dibumi
Tentang jeritan awan
Atau…
Rembulan tetap diam tanpa amarah
Tersenyum sinis terhadap mentari yang bersabar
Mengharap sapaan
Atau….
Mentari tak mau peduli
Dia hanya peduli pada mereka yang mengharap sinarnya
Menyembunyikan galau hatinya
Dan tersenyum dalam kepedihan jiwanya
Sebab kini ia tahu,
Rembulan tak butuh sinarnya
Saat ini !

Kebisuan 2

Bumi bertanya, Mentari kenapa kau diam?
Awan berbisik, mentari bicaralah
Tapi mentari tetap membisu
Diam terpaku
“Aaah…emang aku pikirin” Gumam Mentari

Bulan, kamu sombong, judes, angkuh protes bumi
Tapi bulan tak mau peduli
Hatinya terlalu angkuh untuk berbagi
Bulan, kamu keras kepala, egois, individualis, so anggun, teriak awan
Bulan tetap tak peduli
Dan terlalu sombong untuk menerima kritik
Tak ada yang mau bicara
Diam sesaat
Hanya bumi yang terus berputar yang menjadi saksi
Kebisuan mentari
Kesombongan rembulan

Huh! Dasar egois, sombong! Gerutu awan
Angin, bawa aku dari mereka, teriak awan
Angin datang membawa lari sang awan
Lenyap seketika!
Tinggal rembulan yang tertunduk dalam resah
Menangis dan bersedih
“awan, sebenarnya aku pun ingin berdamai dengan mentari dan seisi jagat ini” bisik rembulan lirih
sayang…
awan tlah berlalu
dan tak ada yang peduli
selain sepi

Kebisuan 1

Waktu dengan kejam membiarkan kita saling terpejam
Angin tak mampu membuat kita saling bicara
Becanda seperti dulu
Tetapi aku tahu
Mentari masih mau menunggu
Melihat kita seperti dulu
Rembulan pun masih sabar menanti
Keakraban kita yang hilang
Disandera kesalah pahaman
Diculik keegoisan
Hilang sudah tanpa kabar
Aku sendiri,
Menanti!!
Menunggu pintu hatimu dan hatiku terbuka
Tapi nyatanya?
Kesempatan itu tak ada
Benteng itu terlalu tanggu untuk didobrak
Kita memang egois!!!

Asmamu yaa Allah..

Alunan syahdu berkumandang
Hati bergetar jiwa tertunduk
Sujud aku dihadapanMu
Menyerah aku kepadaMu
Allahu Akbar, Allahu Akbar
AsmaMu agung Ya allah
Menggetarkan relung hatiku
Melumpuhkan seluruh rusukku
Aku kerdil dihadapanMu
Aku tak berdaya didepanMu
Terimalah aku disisiMu
Ketika aku kembali
Suatu saat nanti

Harapanku

Ingin aku terus memanggilMu
MengingatMu dalam berbagai suasana
Tetapi nafsu kerap hadir tanpa terduga
Merintangi jalanku untuk menghadapMu

Ingin aku mencintaiMu dalam kadar yang sama
Tetapi seseorang tanpa sengaja menggoda
Untuk larut dalam pesonanya
Ingin aku berlari mendekatiMu
Dan tetap disampingMu
Tetapi hayalan dan kenyataan membuatku menjauhiMu meski sejenak
Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk tetap Mencintaimu
Dan memperhatikanMu
Jalan apa yang harus kutempuh ‘tuk menghadapMu
Sebab didepanku, hanya ada bayang-bayang semu kehidupan yang berhiaskan nafsu, kegilaan dan kejahatan!

Tahajjud

Sepi melingkari malam
Kelam menghiasi bumi
Bergerak bayang-bayang malam
Dalam sepi yang mencekam

Sunyi menemani malam yang panjang
Ketika ku terjaga
Terasa angin menusuk jiwa
Menggeliat sekujur raga
Kelopak mata yang rapat terpejam
Terjaga!

Malam yang membangunkanku
Kelam yang memaksaku
Mengambil air wudhu
Larut dalam sujud dan air mata
Bersimpuh pada yang kuasa
Dalam Shalat malam

Engkau

Kucari Engkau dalam diamku
Namun Kau membiarkanku dalam kebisuan
Kukejar Engkau dalam lelahku
Dan Kau berlari menjauhiku
Kusentuh Kau dalam lintas bayangku
Namun Kau tak bisa Kusentuh
Lalu bagaimana aku harus menggapaiMu?

tentang seseorang..

Aku dulu pernah berharap dan merelakan seluruh hatiku padanya, bahkan akupun rela untuk tidak menyisakan tempat dihatiku kecuali untuknya dan Tuhan. Sekian lama semua ini berjalan dan dia sedemikian menyiksaku dengan seluruh pesonanya yang menghadirkan sejuta rasa yang sedemikian berkelindan dan sangat sulit untuk kemengerti. Dia selalu hadir dalam seluruh detik yang berlalu, hadir dengan kerinduan yang menggilakan. Kadang ingin kubenci dia dengan seluruh kebencianku tetapi aku tak sanggup melakukannya, sebab rasa cintaku padanya jauh lebih besar daripada kebencianku. Ingin kumaki dia dengan seluruh kosa kata cacian yang kumiliki tetapi dia terlalu suci untuk menerima semua makian.

Kata orang aku telah jatuh cinta, tetapi aku tak mengerti, sebab aku belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Semua ini sedemikian menggilakan dan aku hampir putus asa untuk mengendalikan semuanya, mengendalikan agar aku tak dikuasai perasaan ini, agar aku bisa mengendalikan diri dari hal-hal bodoh yang mungkin kulakukan. Tetapi aku tak sanggup, aku hanyalah seorang wanita yang lemah, aku begitu tampak tolol dan bodoh. Aku selalu mencuri perhatiannya, aku selalu memperhatikannya sedemikian rupa dan hal-hal bodoh lainnya yang hanya menunjukkan ketidakberdayaanku sebagai perempuan. Aku benci dia, aku benci memiliki perasaan itu, meski kutemukan keindahan didalamnya.

Dia hadir disela hari-hari yang kulalui, diantara tumpukan mimpi dan obsesiku. Dan kemudian ia menjadi salah satu obsesiku. Aku ingin memilikinya!! Ah, ini gila! Aku tak pernah memiliki keinginan untuk memiliki orang lain, bahkan aku mulai mencemburuinya saat kulihat ia bersama perempuan lain, atau ketika ia ngomongin perempuan lain. Dan lagi-lagi aku harus mengendalikan semua perasaanku, aku tak ingin ia membenciku karena seluruh perasaan yang kumiliki, aku tak ingin menghancurkan kedekatanku dengannya dengan semua yang kurasakan dalam dadaku. Aku cukup berhasil mengendalikan diri, lalu aku mulai belajar sedikit-demi sedikit membencinya dan mengusirnya dari tempat yang telah kusediakan untuknya. Tetapi semakin lama aku berusaha melupakan dan membencinya, perasaan cintaku sedemikian besar dan hampir sulit kukendalikan.

Hal-hal biasa yang dilakukannya menjadi sedemikian istimewa dimataku, dan ia menjelma menjadi sosok yang teramat sempurna, meskipun aku sadar tidak ada yang sempurna di dunia ini, semua kesalahan kecil yang dilakukannya tidak membuatku membencinya, aku cukup bisa memakluminya hanya dengan satu kalimat “namanya juga manusia”. Aku selalu luruh oleh senyum manisnya, bening matanya dan sikap baiknya, dan dia teramat baik memperlakukan aku meski kadang-kadang ia sangat menyebalkan.


Seumur hidupku belum pernah aku memperhatikan dan menyayangi seseorang sedemikian rupa, dan itu cukup menyusahkanku meski aku sangat senang melakukannya. Menyusahkan karena aku harus menyembunyikan seluruh perasaanku dan apa yang aku rasakan agar dia dan orang-orang disekelilingku tak tahu kalau aku teramat mencintainya. Aku tak ingin dia atau orang-orang tahu kalau aku sangat menyayanginya. Aku sangat mencintainya. Meski aku sadar, dia tahu betul apa yang kurasakan dan aku pun tahu bagaimana perasaannya terhadapku.

Aku betul-betul tak sanggup menyimpan rahasia perasaanku, ketika seorang teman yang sangat kupercaya bersedia menyimpan rahasiaku, aku pun dengan senang menceritakan semuanya, ya! Semuanya!! Dan tak pernah terbersit sedetik pun kalau dia (sahabatku itu) akan mengkhianatiku dan menceritakan semuanya padanya dengan cara yang sangat sangat kampungan! Dan itu memalukan, sangat memalukan!!. Seumur hidupku takkan pernah bisa kulupakan kejadian itu. Tetapi anehnya dia tak membenciku, Ia tak pernah memberikan reaksi, ia tetap menjadi seperti ia sebagaimana adanya, meskipun kejadian itu bisa menghancurkan reputasinya dan sangat memalukan baginya (dan bagiku). Ia membiarkan semua yang terjadi sebagimana adanya. Dia hanya membalas perlakuan sahabatku dengan “jadian”dengan temanku sendiri, meski ia pernah mengatakan tak pernah bersungguh-sungguh tetapi itu sangat menyakitkan bagiku, apalagi ketika aku sering melihatnya berdua, ia selalu bersama dalam segala keadaan.

Perlu waktu lama bagiku untuk menyadari inilah takdir yang harus kuterima, dan ini adalah takdir yang Tuhan berikan untuk mengujiku, makanya dengan rela kumaafkan dia (sahabatku) atas perlakuannya, dan aku tak pernah membencinya sebab ia memiliki niat yang baik (pada awalnya) meskipun pada kenyataannya menghancurkan kedekatan dan pertemanku dengannya. Biarlah kurasakan derita mencinta dengan mencintainya sebab akhirnya aku menemukan cinta-Nya dari mencintainya. Kurasakan Tuhan begitu dekat dan hadir dalam berbagai keadaan. Kurasakan betapa Tuhan sangat menyayangiku.

Waktu akhirnya merenggutnya dariku dan entahlah, aku senang perpisahan membawanya pergi dariku setidaknya aku takkan melihat dia bersama ceweknya lagi, dan aku akan terbebas dari kenangan memalukan dengan tak melihatnya, tetapi aku juga sedih, aku takkan lagi menikmati keindahan sikap dan tutur katanya, aku tak lagi bisa menikmati bening mata dan ketenangan yang ditawarkannya, aku tak lagi bisa melihat keagungan pribadinya, aku tak lagi bisa menikmati tawa, canda, dan senyumannya, aku takkan bisa lagi bertemu dengan sosok dan kesederhanaannya, ya semua telah berlalu dalam waktu. Kurasakan betapa rapuhnya aku kala ia pergi, rasanya separuh hatiku telah hilang saat ia melangkah, ia telah membawa separuh hatiku meninggalkan airmata dan kesedihan. Ia pergi tanpa mengucap sepatah atau dua patah kalimat perpisahan atau sekedar ucapan selamat tinggal. Hanya sebuah senyuman yang ia berikan, senyum yang takkan mungkin lagi kunikmati. Ia pergi membawa semuanya, seluruh perasaanku. Aku kemudian sadar, cinta sejati tak selamanya harus dimiliki, ya aku telah cukup memilikinya dari kejauhan dan aku sudah cukup bahagia dengan mencintainya dari kejauhan, aku sudah cukup senang dengan kedekatan dalam kejauhan.

Sejak ia pergi, aku tak pernah memberikan hatiku pada oranglain, dan tak pernah ada keinginan untuk menggantikannya dari hatiku, pun tak pernah merelakan oranglain menempati tempat yang telah ia tinggalkan. Aku tak lagi berhasrat pada siapapun, aku bahkan pernah berniat menjalani langkah sunyi dimana hanya ada aku dan Tuhan. Dan berharap Tuhan tak menghadirkan perasaan semacam itu lagi terhadapku karena aku telah merasakan betapa sakitnya derita mencinta. Aku telah sangat menderita dengan mencintainya.

rapuh..

Tiba-tiba kesedihan menguasai diriku, ah…betapa rapuhnya aku dan berharap seseorang menguatkan aku. Tetapi tak ada siapa-siapa disini selain sepi. Sepi yang menggelayut seakan tak mau berajak dalam hidup bahkan ketika suasana ramai. Ingin aku berlari dari kegilaan ini, dari kepedihan yang tak berujung dan berpangkal. Aku terlalu perasa, mungkin ketika hidup rasanya begitu menyiksaku dalam kehampaan jiwa. Ketika kesedihan tiba-tiba datang dalam waktu yang riuh.
Aaahh…aku hanya perlu meguasai diriku, dari kepedihan ini, dari kegilaan ini, dari kehampaan yang menyiksa. Tapi mengapa semua begitu sulit? Begitu rumit dan hidup menjadi semakin kompleks untuk kupahami, untuk kumengerti bahkan untuk kujalani, meskipun aku yakin hidup pasti tidak sesulit yang aku pikirkan. Hidup ini begitu sederhana dalam kerumitanku. Andai aku dapat menyederhanakan hidup dan menikmatinya dalam waktu yang lama. Kenapa semua begitu sulit kulakukan?kenapa kehampaan ini selalu saja menggerogoti hidupku? adakah yang masih aku cari selain ketenangan dan kebahagiaan? Adakah yang aku cari dalam hidup sedang semua tampak kosong dalam pikiranku. Sedang hidup tak menyisakan apa apa selain kehampaan ini.

Dalam cinta ku temukan air matanya….

Seorang teman mengeluh padaku berkenaan dengan kisah cintanya yang tak semulus jalan tol, aku pun menampung air matanya dalam mangkuk jiwaku dan menampung keluh kesahnya di kedalaman bathinku, dan aku tak mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.
“ kenapa aku harus jatuh cinta padanya jika ia akan menyakitiku?” katanya disela isaknya yang mengharu biru perasaan. Aku hanya diam mencari jawaban yang tepat agar lukanya tidak semakin menganga.
“cinta itu soal hati, dan hanya hatimu yang mampu menjawab pertanyaanmu sendiri” gumam bathinku dan tak ingin ku ucapkan.
“Cinta itu anugrah dari yang Maha Kuasa, jika kamu mencintainya itu artinya cinta telah menunjukmu untuk mengikutinya, dan Tuhan memilihmu untuk mengemban amanatNya, menebar kasihNya. Dan, kau memilihnya disebabkan karena ada sesuatu dalam dirinya yang menarik perhatianmu yang membuatmu harus membagi cinta atas Tuhanmu sendiri, Sang Pemberi Cinta. Jangan salahkan ia jika ia membuatmu menangis, barangkali kamu terlalu berlebihan memberikan hatimu padanya, atau barangkali dia bukan orang yang tepat untuk kau cintai sedang kamu mencintainya berlebihan” Jawabku dengan ketakutan kata-kataku akan menyakitinya.
Lalu dia bertanya lagi, “ Bukankah cinta itu tak pernah salah?”
“Ya! Cinta tak pernah salah, hanya waktu dan tempat saja yang tidak tepat. Atau kau tak mampu mengendalikan perasaanmu sendiri” Tapi aku tak sanggup untuk mengatakannya.
Aku sendiri bingung berkata-kata lagi, aku hanya bisa menampung air matanya yang semakin deras mengalir. Aku tak ingin menyalahkan siapapun berkenaan dengan kisah tragis yang menimpanya. Aku tak ingin menyalahkan dia yang menderita karena kesalahannya sendiri yang tak bisa menjaga perasaannya, aku tak ingin menyalahkan dia yang membuat temanku menangis yang disebabkan karena cintanya yang tak bersambut, pun demikian, aku tak ingin menyalahkan Tuhan yang telah memberikan cinta kepada temanku sehingga membuatnya menderita, sebab tentu Tuhan tahu apa yang dilakukanNya, hanya saja kesalahan kita adalah tidak mau mengerti dan memahami kehendakNya. Dan itu juga yang membuat temanku menangis……..

Ketika aku tak tahu harus berbuat apalagi….

Aku bingung dengan diriku sendiri, dengan apa yang aku alami, dengan apa yang aku cari dan dengan apa yang pikirkan. Pemikiranku tentang hidup dan kenyataan kian menghempaskan aku kedalam suatu perenungan yang dalam dan menggilakan. Seribu pertanyaan muncul dalam otakku tanpa kumau, dan aku lelah mencari jawaban, pun sekedar bertanya. Aku tak mampu berpikir lagi, meskipun hanya untuk memikirkan hal yang sederhana. Aku mencoba untuk tak memikirkan apapun dan menjalani hidup seadanya, semampu aku bisa menjalaninya. Dan ternyata aku tak bisa jika aku tak berpikir, mungkin seperti kata Descartes, “aku berpikir, karena itu aku ada”. Pertanyaan-pertanyaan yang aku abaikan selalu mengusik pikiranku dan menuntut jawaban secepatnya. Untuk masuk pada pemikiran yang paling dalam, aku harus mengasingkan diri dari kenyataan, dan aku terlihat aneh oleh teman-temanku. Kepentingan-kepentingan pikiranku dalam perenungan, berbenturan dengan kepentingan-kepentingan teman-temanku dalam kenyataan, dan aku pun mulai mengingkari janji, semua terjadi karena kau bingung apa yang harus aku lakukan. Perbedaan pendapat mulai mengusik dan aku menerimanya sebagai keindahan. Sayang, perbedaan itu tidak terletak pada pemikiran pengertian dan makna yang aku cari, tetapi perbedaan itu lebih dimaksudkan untuk mengkritik keanehan dan perubahan dalam jasad kasarku bukan pada pemikiranku. Karena itu, aku harus menemukan jawabannya sendiri dan kadang sulit dimengerti orang lain, meskipun sejauh tidak melanggar prinsipku aku selalu mengalah dengan menerima dan menyesuaikan diri dengan pemikiran orang lain ( untuk hal-hal yang tidak menyentuh substansi pemikiranku ), hanya untuk menyenangkan mereka dan meyakinkan mereka kalau aku belum (benar-benar) menjadi gila. Akhirnya, pemikiranku berkembang pada pencarian satu wujud tunggal yag menjadi Causa Prima, aku mulai mencariNya sampai pada suatu kesimpulan aku tak mungkin dapat menemukanNya, lalu aku meyakiniNya dan ternyata Dia ada dalam hatiku dan bahkan lebih dekat dari urat nadiku.
Meskipun aku menyadari nafasku adalah sebagian dari dari nafasNya, dan hidupku ada dalam gengggaman tanganNya, tetapi pemikiran tentang hidup belumlah usai, aku masih memiliki beberapa pertanyaan yang sampai saat ini masih menjadi tanda tanya besar dalam sel otakku. Kehidupan yang kurasakan semakin menggilakan, mengajakku berpikir tiada henti akan rahasia hidup dan Tuhan sebagai asal mula dan tempat seluruh keberadaan. Dan aku semakin sulit dimengerti bahkan oleh diriku sendiri.
Kenyataan-kenyataan yang sedemikian berbeda dari yang aku pikirkan telah menghempaskan jiwaku, perjalanan menuju Tuhan sedemikian menyakitkan hatiku dan pengembaraan ini begitu melelahkanku, aku ingin membebaskan diriku dari pemikiran-pemikiran, dan aku tak tahu harus berbuat apa lagi berkaitan dengan pengembaraan dan pemikiran-pemikiranku itu.
Aku adalah milik Tuhan----demikian hatiku selalu berkata---- jiwaku tak punya kehendak apapun terhadap diriku tetapi sebaliknya diriku menginginkan seluruh apa yang ada dalam jiwa dan pikiranku, suatu hubungan yang tidak harmonis sebab diriku menuntut jiwa dan pikiranku untuk mengikutinya dalam bentuk sebuah kesadaran yang utuh di dunia nyata, tetapi kadang aku ingin membebaskan jiwaku terbang menemui Tuhan. Aku sungguh tak mengerti dengan apa yang kurasakan, kenapa aku harus seperti ini? Apakah kondisi gila adalah puncak pemikiran tentang hidup? Lalu apakah itu sebuah keburukan atau kebaikan?
Jiwaku rapuh dalam pengembaraan ini dan aku terjatuh tanpa sempat mengaduh, jiwaku yang kerdil hampir senantiasa terjatuh dalam lubang keputusasaan yang kian mendalam bahkan mengantarkanku pada keinginan mengakhiri hidup dalam seutas tali atau segelas baygon berkaitan dengan ketidakkuatanku dalam menerima hidup, tetapi imanku menuntunku pada sebuah kesadaran bahwa itu bukanlah pilihan terbaik, sebab kematian hanya akan mempercepat pertanggungjawaban hidupku dihadapan Tuhan, dan aku belum mempersiapkannya dengan baik, bahkan catatan hidupku masih berserakan, entah dimana…. Dan aku juga menyadari Tuhan akan murka padaku jika aku mengambil pilihan itu, mungkin Dia akan menendangku ke dasar Jahannam, dan itu menakutkan bagiku. Lalu, harus bagaimana lagi hidup ku pertahankan? Jujur, aku bosan dengan yang ku jalani…..
Aku ingin terbebas dari belenggu keberadaanku, dari keberadaan yang mengikatku dengan norma-norma yang meracuni pikiranku, dari keberadaan masyarakat yang menciptakan norma untuk dirinya sendiri, aku ingin membebaskan diriku dari ikatan-ikatan dunia yang membelengguku, aku ingin melepaskan diri dari belenggu yang tak tampak nyata ini….
Pemikiran dan pencarianku tentang makna hidup dan Tuhan, semakin menenggelamkanku dan aku semakin terlihat aneh bahkan beberapa teman mulai mengkhawatirkanku berkaitan dengan keanehan dalam diriku, dan jiwaku semakin terjatuh dalam ladang duka yang tiada tepi dan tak kutemukan tangga untukku naik….
Apakah untuk mengerti dan memahami hidup hidup harus menjadi gila…?

Senin, 05 April 2010

Cerita senja

Senja mulai menawarkan kelam. Aku berdiri di hamparan hari yang berlalu, melangkah dengan ketakutan malam kan memangsaku dalam gelap, meninggalkan siang dalam kekalutan. Aku termangu menatap hamparan jingga dan tak berharap kelam kan menggantikan terangnya siang hari. Lelah, kucari bayang-bayangnya dalam hamparan malam namun tak kutemukan selain hitam.
Bulan kemerah-merahan di langit jingga, menawarkan kesejukan menggantikan teriknya matahari yang membakar siang. Lampu-lampu jalanan yang menerangi malam, seakan berlomba-lomba memberikan cahaya pada kelam, bias jingga masih tersisa di ufuk barat. Selalu saja ada ketakutan dalam kelamnya malam, seakan-akan ada raksasa yang akan memangsa pikiran dan meracuni jiwa dengan setumpuk bayang-bayang hitam. Kehampaan yang terasa dalam garis-garis malam, ketika kesunyian mengusik dan tak kudapati siapa-siapa yang akan menguatkan langkah jiwa selain sepi. Sunyi setia menemani ketika kelam menjemput. Malam seakan memberikan ketenangan bagi jiwa-jiwa yang terlelap namun menghadirkan keresahan bagi jiwa yang terjaga dalam ketakutan dan kehampaan. Tak kudapati sapaan selain semilir angin yang berlalu menerpa daun-daun yang kedinginan tak berselimut, selain embun. Tak kutemui teman bicara selain detak jarum jam yang berlalu dalam waktu, meninggalkan resah yang sedemikian berkelindan, meninggalkan sepi yang semakin menggelayut menghantarkan pagi, menjemput matahari.
Nyanyian malam melantunkan lagu kepedihan, diiringi musik alam yang menggugah nurani, mengusik sanubari, menjemput airmata, mengingatkanku akan kenangan masa lalu yang hilang dalam waktu, yang karam dalam detik yang berlalu dan terkubur dalam hari yang terlewati. Tak tersisa selain luka. Malam masih terus saja berlalu, tak meninggalkan apa-apa selain kelam. Pun tak memberikan apa-apa selain kepedihan.
Pada malam pernah kuberharap, kelamnya kan membantuku melupakan kepedihan, gelapnya akan mengusir ketakutan dalam jiwa, dan sunyinya akan memberiku ketenangan, menghadirkan mimpi indah dalam tidur, tetapi semua tak berguna, ketika pagi menjemput aku belum sempat terlelap, aku belum sempat membuang seluruh kenangan. aku masih menyisakan air mata, aku masih memiliki kepedihan dan aku masih menemukan sepi dalam riuhnya pagi.
Pada pagi aku pun pernah berharap, terangnya kan membunuh takut, ramainya kan membunuh sepi meski ternyata hari masih saja belum berubah dan aku masih saja berdiri dalam kerapuhan dan kehampaan, masih bergelut dalam sepi meski dunia ternyata lebih ramai dari yang diperkirakan.
Lalu kurajut hari-hari dengan kemampuan yang tersisa, tentu tak memaksa sebab aku tak memiliki keinginan untuk memaksakan apapun, tidak terhadap diriku sendiri pun orang lain, kuhindari kelamnya malam, kuhindari terangnya siang dan aku berada diantaranya, diantara sepi dan ramai, diantara kelam dan terang, diantara kenyataan dan mimpi.

15 September 2003

Untuk kau yang begitu agung

Kesejahteraan hanyalah untukmu, duhai kekasih alam
Tak ada keindahan selain parasmu
Tak ada kelembutan , selain sikapmu
Tiada keberanian selain dirimu
Kau lewati hari dengan kesahajaan
Kau lalui malam dengan tangisan,
Meski Tuhan telah memaafkanmu

Kelembutan hatimu laksana salju
Keberanianmu tanpa ada yang menandingi
Kau dicintai tidak hanya oleh teman
Musuhpun mengagumimu
Kau menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan
Karena kau ditakdirkan sebagai rahmatan lil’alamin

Duhai pembawa risalah
Tiada kata yang bisa ku berikan padamu
Karena kau telah memiliki semuanya
Kau manusia terbesar yang telah zaman lahirkan
Semoga rahmat dan kesejahteraan tercurah untukmu
Amiiin


19 sept 2003
dalam kesunyian jum’at

Minggu, 14 Maret 2010

Maag

belakangan ini saya merasakan sakit pada tulang belikat dan kesulitan untuk bernafas, pada mulanya saya berpikir itu karena masuk angin, tapi ternyata maag saya lagi kambuh.. aneh, biasanya gejala maag yang dirasakan adalah panas ulu hati, mual-mual, perut kembung dan sering buang air, tapi kali ini saya merasakan gejala yang berbeda. saya sendiri tak menyadarinya, sampai merasakan sakit yang luar biasa ketika bernafas.. dan kemudian memeriksakan diri ke dokter dan ternyata maag saya telah kronis.

penyakit maag atau Gastritis berasal dari kata Gaster yang artinya lambung. Gastritis adalah peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang bisa disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah organ pencernaan dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menyimpan makanan, mencerna dan kemudian mengalirkan ke usus kecil. Di dalam lambung terdapat enzim-enzim pencernaan seperti pepsin, asam lambung dan mucus untuk melindungi dinding lambung sendiri. Bila terjadi ketidakseimbangan diantara faktor tersebut misal asam yang berlebih atau mucus yang berkurang, maka dapat mengiritasi dinding lambung sehingga terjadi proses peradangan (Gastritis). Selain itu iritasi dapat juga disebabkan oleh obat-obatan (Aspirin, NSAID), alkohol, muntah yang kronis dan bahan racun. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, terbanyak Helicobacter pylori. H.pylori berkoloni pada lapisan terdalam lapisan mukosa yang merupakan pelindung dari mukosa lambung dan mengganggu fungsinya sebagai pelindung. Pada beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya ulkus (ulcer) sehingga dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung.

Sebenarnya sakit maag terjadi karena gangguan atau radang selaput lendir dinding lambung karena produksi asam lambung berlebihan. Sakit maag dikenal pula sebagai gastritis. Sakit maag dapat berlangsung dalam waktu singkat, kambuh-kambuhan atau kronis (menahun).

Sakit maag dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, rangsangan produksi asam lambung oleh berbagai sebab dan obat-obatan yang dapat menyebabkan perih di lambung.

Pemakaian berbagai obat misalnya obat pereda nyeri dan radang dari golongan salisilat seperti aspirin/asetosal ternyata dapat mengiritasi dinding lambung sehingga perut terasa perih. Oleh sebab itu, obat ini sebaiknya diminum setelah makan.

Gaya hidup ikut andil dalam menyebabkan seseorang sakit maag seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan yang pedas, coklat, minum alkohol dan kopi. Hal ini disebabkan makanan & minuman tersebut dapat merangsang produksi asam lambung. Kebiasaan makan tidak teratur dan merokok juga meningkatkan risiko sakit maag.

Faktor psikis memiliki peran yang cukup besar dalam meningkatkan produksi asam lambung. Waspada bila Anda sering merasa cemas, emosi atau stres. Bisa-bisa, produksi asam lambung meningkat dan terserang sakit maag.

Apa saja Gejala sakit maag ?

Pada kasus akut, gejala yang sering muncul biasanya adalah nyeri di ulu hati, mual, muntah, tidak nafsu makan, kembung, penurunan berat badan, perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan. Sedangkan yang kronis biasanya tanpa gejala kalaupun ada hanya sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera.

Bagaimana Pengobatan sakit maag ?

Pengobatan Gastritis tergantung penyebabnya. Pada banyak kasus, pengurangan dari asam lambung dengan bantuan obat sudah cukup bermanfaat. Antibiotik hanya digunakan bila ada indikasi infeksi bakteri. Penggunaan dari obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis.

Kategori obat pada gastritis

* Antasid : menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri
* Acid blocker : membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi, misal
Ranitidin
* Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung, misal Omeprazole
* Cytoprotective agent : melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus,
misal Sukralfat
* Antibiotik : menghancurkan bakteri, misal Amoksisilin, Metronidazol

Bagaimana mencegah sakit maag ?

Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk hidup sehat terbebas dari sakit maag selain memperbaiki pola hidup dan pola makan.
Berikut beberapa saran:

* Atur pola makan yang baik dan teratur (Hindari makanan berlemak dan
berminyak, banyak makan makanan berserat)
* Hindari minuman yang mengandung alkohol
* Berolahraga secara teratur
* Berhenti merokok
* Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung (Aspirin)
* Kurangi stress karena stress dapat memicu pengeluaran asam lambung

begitulah, pola makan, kebiasaan dan mengkonsumsi yang pedas-pedas telah mendorong maag yang telah saya derita menjadi akut, disamping itu bagi yang sedang mengkonsumi obat-obatnya yang didalamnya ada (termasuk) clyndamicyn 500 sebaiknya dihindari atau dibarengi dengan minum ranitide karena obat tersebut akan merangsang dan dapat menyebabkan iritasi lambung sehingga menimbulkan efek samping dengan kambuhnya penyakit tersebut.

* dari berbagai sumber

interview...oh..interview..


bermula dari status fb seorang kawan, aku mencoba masukin lamaran ke sebuah perusahaan ISP untuk posisi legal officer, kemudian dipanggil lah aku untuk psikotest yang kemudian tanggal 11 Maret lalu aku melakukan interview...

sesuatu yang menarik, karena seumur hidupku aku baru 2 kali melakukan interview.. karena selama ini aku tak berminat mencari pekerjaan lain selain pekerjaanku yang sekarang, heeemm... mungkin aku tak seberuntung orang lain yang pandai mengemukakan sesuatu secara lisan, i can't explain my self..jadi wawancara itu berlangsung sebagai sebuah siksaan buatku..

sang pewawancara, sebetulnya seorang lelaki yang baik dan akrab, namun karena persepsi diriku tentang wawancara itu sendiri yang sudah sedemikian serem dan serius sehingga suasana yang nyaman itu tidak aku manfaatkan dengan baik. heeemmm. aku berpikir itu sebagai sebuah kebodohanku sendiri...dan kemudian mengutuki diriku sendiri kenapa aku sebodoh itu!!! tapi kemudian aku sadari..ya itu kelemahan diriku yang tak bisa dan tak biasa untuk mengungkapkan sesuatu yang detil secara lisan, aku hanya menjawab seperlunya bahkan kebanyakan aku menjawab dengan gelengan kepala.

menarik dan sekaligus sebuah pelajaran untukku, ketika pertanyaan tentang sebuah kesuksesan dan kegagalan dilontarkan oleh sang pewawancara, entahlah aku itu aku tidak menjawab kedua pertanyaan itu, selama ini aku merasa bahwa aku tidak pernah merasakan hal itu. selama ini aku merasa bahwa hidupku biasa-biasa aja... dan kuanggap pula selama yang terjadi dalam hidupku bukan sebuah kegagalan maupun kesuksesan, dan sekali lagi kusebut sebagai sebuah kebodohan!! ya kebodohanku yang tak bisa mengexplore diriku sendiri...

bicara tentang kesuksesan, bukankah hidup yang sekarangpun sudah kuanggap sukses?? toh setiap orang memiliki definisi kesuksesan yang berbeda-beda, setidaknya saat ini aku telah memiliki keluarga (anak dan suami), telah memiliki rumah sendiri, memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, sudah bisa memberi kepada keluarga, adik-adik, sahabat-sahabat, ya bukankah pada prinsipnya aku sudah memiliki semua hal yang setiap wanita inginkan dalam hidupnya?bukankah itu sebuah kesuksesan??? yaaa bukankah dulu juga aku pernah menjadi pelajar teladan?pernah mendapat beasiswa super semar waktu SMP, selalu rangking pertama ketika di SD, selalu masuk 3 besar ketika di SMP dan keluar dengan nilai tertinggi?? kuliah tepat waktu dengan IPK yang cukup bagus (hampir mendekati cum laude) yaa bukankah itu sebuah kesuksesan???? dan bicara kegagalan, bukankah aku juga pernah gagal ketika di SMEA aku hanya mampu bercokol di rangking 6?? juga sering gagal ketika ngirimin naskah puisi atau cerpen ke majalah remaja?? dan kemudian aku gagal UMPTN di PTN di Bandung???yaaa.. bukankah itu kegagalanku!!! lalu kenapa pula aku tidak mengatakannya kepada sang pewawancara??

ada hal lainnya yang bikin aku tersadar ketika si pewawancara itu berkata "hasil psikotes kamu tidak memuaskan, kecerdasan kamu biasa saja tapi mengapa kamu memiliki IPK yang tinggi?" apakah kecerdasan dinilai dari hasil psikotes?? entahlah belum ada teori yang menjelaskan itu..

begitulah..wawancara itu berlangsung dan aku hanya bisa menjelaskannya secara singkat. aku tahu apa yang dia maksud, but i can't explain it!! aku bingun mo ngomong dari mana.. hhihi.. lucu memang, interview itu menjadi sebuah lelucon sekaligus sebuah pelajaran buatku, betapa kita seharusnya lebih mampu menghargai diri kita sendiri, mampu menggali potensi diri kita semaksimal mungkin dan yang terpenting lagi adalah jika kita memiliki banyak potensi dalam diri kita maka kita harus mampu menjelaskannya secara runut, gamblang dan terstruktur.... yaaa mungkin itu adalah kunci kesuksesan sebuah wawancara.

sekarang aku tidak lagi peduli kepada hasil wawancara itu, proses itu telah membuatku sadar dan memahami bahwa setiap perusahaan memiliki persepsi yang berbeda tentang calon karyawannya, dan sekarang mungkin aku lebih menikmati bekerja ditempat yang sekarang, ditempat ini aku telah menemukan banyak hal (meski kuakui disini ritme kerjanya monoton), tapi itulah kerja, dimanapun kita berada pasti akan menjadi sesuatu yang membosankan dalam hidup kita (berangkat kerja, melakukan pekerjaan yang itu-itu aja, kemudian pulang) bukankah itu rutinitas yang monoton? tentu saja kecuali setiap tanggal 1 ketika kita menerima salary dari apa yang telah kita lakukan dan kita hasilkan..:)

aku tidak merasa bahwa wawancara itu sebagai sebuah kegagalan, tapi itulah titik balik, sebuah pelajaran yang berharga untuk kita menggali potensi diri kita yang terlupakan...

Kamis, 04 Maret 2010

Pengecut

Engkau kah itu..
yang bersembunyi dibalik kelam
yang hidup dalam topeng kepalsuan

engkau kah itu..
yang bersembunyi dibalik jubah kebesaran
kemunafikan dan keserakahan

engkau kah itu..
yang menghancurkan ribuan mimpi
membuat retak sebuah kepercayaan

tunjukkan dirimu
hadapkan pada wajah kehidupan!
sekencang apapun kau berlari
sejauh apapun kau pergi
serapat apapun kau bersembunyi
aku kan mengejarmu
membalas semua laku mu

Pastikan itu!!!

Kenangan

kau memudar dalam kenangan
ketika waktu berlalu
dan ingatan memiliki memori yang terbatas

kau beranjak dalam harap
ketika sapa dan tawa
hanyalah angan

melangkah lelah
melewati waktu tanpa mu
berlalu dalam resah

Selasa, 02 Maret 2010

Lara

Kau begitu sulit kuraih sedangkan kita tak berjarak
sekeras itukah hatimu hingga airmata ini tak berarti?
kau membiarkanku menapaki sunyi
itukah wajahmu dihadapan sang malam
memberiku kelam dibenderangnya siang

seluruh rasa ini berkelindan memberiku sejuta makna yang entah apa
menyesakan rongga dada
kutau kau terluka pun jua hatiku
tak adakah penyesalan dalam langkahmu
betapa kerasnya dirimu hingga tuk berdamai dengan diri sendiri pun kau tak mampu


O, dunia ini kejam
membiarkanku menapaki kesendirian dalam kebersamaan

Minggu, 21 Februari 2010

entahlah

sulit  bagiku mengatakan, sebagaimana sulitnya hati mengakui, apakah benar semua yang kujalani, apakah aku telah menjadi sosok lain?entahlah yang tersisa hanya hampa. aku sadar apa yang aku lakukan, tapi haruskah aku menyesalinya?

semua perasaan ini menguap begitu saja sebagaimana udara, entah kemana, entah  karena apa...
sesekali aku selalu menyalahkan takdir, mengapa semua harus terjadi?? mungkin tak adil, bukankah kita yang memilih takdir?

selalu saja perasaan ini menjadi hampa dengan tiba-tiba, ada apa dengan hidupku? aku seringkali bertanya, bukankah aku memiliki kehidupan yang bahagia? sejujurnya ya.. meski tak sebagaimana yang ada dalam pikiran semua orang, dan aku terlalu takut untuk jujur mengakui, aku takut dengan semua kejujuran ini, bukankah selama ini tak ada yang peduli apakah aku jujur atau tidak, bukankah lingkungan lebih menginginkan aku menjadi sosok yang berpura-pura, berpura-pura baik, berpura-pura peduli, berpura-pura perhatian, berpura-pura jujur, yaaa.. bahkan mereka tak peduli apakah menjadi diri sendiri atau orang lain? semua tak peduli dan tak mau tahu.... yang ingin mereka tahu adalah bahwa aku ini baik, selalu perhatian, selalu peduli dan tak mau tahu bagaimana aku menilai diri.

aaah kenapa harus dipertanyakan bukankah dunia hanyalah panggung sandiwara? dan sandiwara adalah pura-pura. dan aku mungkin bukan orang satu-satunya yang bersandiwara, ada banyak orang diluar sana dengan peranannya masing-masing, mengapa pula aku harus peduli sedang mereka pun tidak!

hidup hanyalah sementara dan aku hanya pemain sandiwara, pertunjukan mungkin akan segera usai dan aku harus mempertanggungjawabkan perananku apakah aku berhasil menjadi aktris/aktor hebat dan meraik oscar? atau actingku sungguh buruk dan membuat Sang Sutradara menjadi kecewa, marah dan menghukumku?
yaaaahh.. pertunjukan ini kadang membuatku bosan.
apakah aku mulai putus asa? entahlah
kini, aku hanya ingin menata hati dan mempertunjukkan acting terbaik, mengambil peranan yang kuanggap terbaik...tak perlu mempertanyakan apakah aku sekedar pura-pura atau tidak... yaaaa.. aku hanya ingin memberikan yang terbaik yang kumiliki, itu saja!

Selasa, 09 Februari 2010

Bila

bila semua ini sia-sia kuharap Tuhan segera kan mengambilnya
bila semua ini tak berarti kuharap waktu membuatnya menjadi penting
bila semua ini bukan untukku, kuharap Tuhan kan melepaskan semuanya

ya.. semua kata yang terucap tak mampu kupahami sebagai sebuah keindahan, adakah aku yang terlampau egois untuk mengerti, untuk memahami?? entahlah barangkali waktu membawaku pada posisi yang salah...

semua tak sempurna yang dibayangkan, semua nampak begitu nyata namun sia-sia

Selasa, 02 Februari 2010

Sang Waktu

lama waktu menemaniku dalam bisu
membiarkanku menapaki jalan ditanah asing
dan waktu setia bersamaku
menemani kesendirianku
bahkan membiarkanku menapaki keegoisan
dan waktu berlalu dengan cepat
meninggalkanku yang tak berubah
aku masih disini dengan harapan yang sama
saat aku pertama kali menginjak tanah asing ini
bahkan sang waktu merubah sebagian yang kukenal
aku masih disini
dan tak berubah....

Andai


Andai aku bisa menahanmu untuk tidak berlalu dariku
Andai waktu merelakanmu untuk tetap bersamaku
andai tangan kecil ini mampu menahanmu untuk tak pergi dariku
andai kita bisa menikmati makna kebersamaan
dan andai kita tetap bersama
aku hanya berandai-andai dalalm kesendirian
karena kau telah pergi
menghancurkan mimpi-mimpi yang telah dirangkai sekian lama
membiarkanku sendiri menapaki hayal
dan kau mendepakku dalam keangkuhan..

Yang Tak Kunjung Datang

Dalam lalu lalangnya tatapan aneh
aku masih termangu dalam kesendirian
menunggu seorang kawan yang entah dimana
kusimpan harapan dalam kereta argo Bandung Jogjakarta
kubuang penat dalam hayalku
kusimpan do'a dalam kalbuku

dalam hiruk pikuknya stasiun kereta
menit-menit berlalu dalam batas maksimum kesendirianku
dan harapan yang tak kunjung tiba
sampai kereta datang
berlalu sudah
kubuang angan dalam deru kereta
kulaju langkah dalam penantian
yang tak kunjung datang

Sunyi

kupeluk malam dalam kegelisahan
kedipan manja sang bintang
melelapkanku dalam kesunyian
semilir angin yang menerpa pucuk-pucuk daun
menggeliat dalam kedinginan embun
semakin mengharu biru perasaan
memporakporandakan jiwa
menghancurkan harapan
membuaiku dalam kesepian
kehampaan jiwa

Dekap erat malam dalam gemintang
aku terpaku memeluk harapan
memimpikan suka cita
dalam derai kehidupan nyata
tapi yang kudapatkan
hanyalah kepalsuan
dan asa yang tak kunjung juga

Aku

aku benci jika harus sendiri
sedang diluar sana dunia tampak begitu ramai dan menyenangkan
tetapi aku tak punya pilihan
bahkan untuk beranjak dari kesendirian pun bagai tak mungkin

aku melalui hari-hariku dengan cara yang amat menyakitkan
bergumul dengan kekhawatiran, ketakutan
dan bayangan suram masa depan

aku hidup dalam mimpiku sendiri
dan tak ada yang membangunkan
aku hidup diambang kesadaran dan mimpi
mimpi yang membuatku tersadar
kesadaran yang membuatku bermimpi
dan aku bagai orang asing dirumah sendiri..

mimpi

aku bermimpi untuk seorang kawan yang mau peduli
aku berandai untuk seorang sahabat yang mau mengerti
mengerti bahwa duniaku adalah diriku
dan aku adalah mimpi dalam kesadaran penuh
hingga tak mampu kubedakan apakah aku bermimpi atau terjaga
apakah ini mimpi buruk atau kenyataan hidup?
saat seorang kawan itu tak ada
aku masih disini dalam harapan
diambang mimpiku
diantara sadarku..

(catatan siang hari)

sepasang kaki ini

sepasang kaki ini
telah lelah berkelana
menapaki jalan terjal berliku
jalan kehidupan

sepasang kaki ini
terasa pedih, mengiris
ketika matahari memanggang bumi
dan terus berjalan

sepasang kaki ini
tetap melangkah meski tak pasti
berjalan menyusuri lorong-lorong gelap
menginjak kerikil tajam
mengucurkan darah
perih
mengiris tanpa alas

sepasang kaki ini
terus berjalan dan berjalan
mencari hakikat yang sejati
kebenaran!
keadilan!
yang hilan ditelan badai ketidak pastian
yang karam dilautan kesewenang-wenangan
yang hanyut disamudera ketidakadilan

sepasang kaki ini
masih terus berjalan
entah sampai kapan....

Perpisahan

ini takdir illahi
yang menghiasi kehidupan
perpisahan..
tak perlu kita sesali
tak perlu kita tangisi
ini pasti, bukan tragedi
setiap pertemuan pasti ada perpisahan

namun yang kusesali
kenapa kita harus saling terdiam
memamerkan keegoisan
kenapa kita tak mengakhirinya dengan manis?
bukan keterasingan

ah.. sekali lagi kusebut
ini takdir illahi....


(catatan seorang kawan)

Minggu, 31 Januari 2010

Balada Seseorang Berjaket Hijau (3)

Dia.. yang (masih tetap) berjaket hijau
tersenyum disana dengan keceriaannya
menyiratkan kebahagiaan yang nyata
entah karena apa
sedang aku..
berdiri disini dengan kegetiran yang terpendam
dengan ketakutan yang tertahan
dengan kekhawatiran yang meliputi rongga dada

Dia.. yang hari ini terlihat rapi
terasa beda kusaksikan
tatapannya yang hangat
senyumnya yang lepas
keceriaannya yang tampak nyata..
kutemui darinya
hari ini...

19-04-2002...untuk YR