Laman

Jumat, 25 Februari 2011

Siapa Nenek Nabi Muhammad Saw..?



seperti biasa, sebelum tidur saya selalu membacakan atau menceritakan kisah-kisah atau dongeng-dongeng sebagai pengantar tidur, yang menjadi favourite hafiz adalah kisah dalam Surat Alfiil, menjadi menarik karena dalam surat itu ada burung dan gajah. Ketika bercerita tentang surat Al Fiil saya selalu menyambungkannya dengan kisah kelahiran Nabi Muhammad Saw, sampai Hafiz bertanya tentang ibunya, bapaknya, kakeknya, pamannya dan tiba-tiba dia bertanya siapakah nenek Nabi Muhammad? pertanyaan yang tidak saya perkirakan, namun membuat saya berpikir.. ya selama ini kita hanya mengenal ibu, bapak, paman, kakek, sedang neneknya? sampai saat ini pun saya tidak tahu.

pertanyaan Hafiz membuat saya menekuri literatur-literatur tentang sejarah dan biografi Muhammad, namun hasilnya.. saya tetap belum menemukan siapa sebenarnya Nenek Nabi Muhammad?

Membicarakan nenek moyang (nasab) Nabi Muhammad saw sangat penting, setidaknya karena dua hal, pertama, adanya klaim (nasab) sepihak yang merujuk pada Nabi Ibrahim as dari bangsa Yahudi. Misalnya bisa kita lihat dari klaim bangsa Yahudi bahwa yang “dikurbankan” oleh Nabi Ibrahim adalah Nabi Ishaq.

Kedua, untuk membuktikan adanya estafet risalah kenabian Muhammad saw dari nenek moyang nabi terdahulu, khususnya dari Nabi Ibrahim as. Seperti yang kita baca dari beberapa ayat Al Qur’an berikut ini, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw bersumber dari agama Ibrahim as.

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi atau seorang Nasrani, melainkan seorang hanif dan Muslim. (Ali Imran/3:67). Kemudian kami wahyukan kepada engkau (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim secara hanif.” (An Nahl/16:123). Katakanlah (olehmu, Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku telah menunjukkan aku ke jalan yang lurus, yaitu agama yang tegak, agama Ibrahim yang hanif.” (Al An’am/6:161).

Bukti nyata dari runtutan agama dari Nabi Ibrahim as kepada Nabi Muhammad saw adalah pewarisan ibadah haji yang jejaknya ditorehkan oleh Ibrahim dan keluarganya (Hajar dan Ismail). Sofa-Marwah, kurban, zamzam, Mina, Muzdhalifah, Arafah adalah kata-kata kunci yang kini menjadi tradisi penting dalam haji.

Demikian pula, Ka’bah—rumah ibadah pertama kali yang didirikan untuk umat manusia (Ali Imran/3:96)—yang dibangun (kembali) oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as (Al Baqarah/2:127), kini menjadi sentral ibadah umat Islam. Bukan saja sebagai tempat thawaf dalam ibadah umrah dan haji, melainkan juga menjadi kiblat dalam ibadah shalat umat Islam sedunia.

Bagaimana nasab Nabi Muhammad saw sampai Nabi Ibrahim as? Para ahli sejarah sepakat bahwa Nabi Muhammad saw adalah keturunan Nabi Ibrahim as (lewat jalur Nabi Ismail as). Tetapi terjadi perselisihan berapakah nenek-nenek beliau di antara Ismail dengan Adnan. Kata setengahnya banyaknya 40 orang, setengahnya pula mengatakan 7 orang. Berkata Abu Abdullah Al-Hafidzh: “Tentang berapakah bilangan nenek-nenek moyang Rasulullah sejak dari Adnan menjelang Ismail dan Ibrahim itu tidaklah ada suatu riwayat yang muktamad.” (Hamka, Sejarah Umat Islam).

Tetapi sebagian ahli sejarah memberi data bagaimana sambungan antara Adnan sampai Nabi Ibrahim as, diantaranya: Adnan adalah Ibnu Ad bin Humaisi bin Salaman bin Aush bin Basuz bin Qumwal bin Ubay bin Awwan bin Nasyid bin Haza bin Baldas bin Yadlaf bin Thabikh bin Jahim bin Nasyid bin Makhi bin Iyadl bin Abqar bin Ubaid bin Ad Da’a bin Hamdan bin sunbur bin Yatsribi bin Yahzan bin Yalhan bin Arawa bin Iyadl bin Disyan bin Aishir bin Afnad bin Aiham bin Magshar bin Nahits bin Zarah bin Sama bin Maza bin Audlah bin Iram bin Qidar bin Ismail as bin Ibrahim as (Syaikh Shafiyyur Rahman Al Mubarakfury, Sejarah Hidup Muhammad – Sirah Nabawi).

Bahkan silsilah itu oleh dilanjutkan sampai Adam as, meskipun ini oleh Syafiyyur Rahman dianggap bahwa di dalamnya terdapat perkara-perkara yang tidak benar. Adapun silsilah Nabi Ibrahim as sampai Adam as yang dimaksud adalah; Ibrahim bin Tarih bin Nahur bin Asragh bin Arghu bin Falikh bin Abir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh as bin Lamik bin Mattusyalakh bin Akhnukh (Idris as) bin Yarid bin Mahlail bin Qayin bin Anus bin Syits bin Adam as. (Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al Muafiri, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid I, Darul Falah,, Jakarta, 2004).

Jika silsilah dari Nabi Ibrahim as sampai Adnan terjadi perselisihan pendapat (apalagi dari Adam as sampai Ibrahim as!), maka ahli sejarah sepakat tentang nasab Nabi Muhammad saw sampai Adnan, dengan runtutan sebagai berikut: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim (Amru) bin Abdi Manaf (Mughirah) bin Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr (darinya penisbatan kabilah Quraish) bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mu’id bin Adnan.

Jalur keturunan dari garis keturunan Ismail ini oleh para ahli sejarah digolongkan dalam kelompok Arab Musta’ribah, yang dinamakan juga Arab Adnaniyyah. Sedangkan dua golongan bangsa Arab lainnya adalah Arab Ba’idah, yaitu kaum Arab terdahulu yang rincian sejarah mereka tidak dapat diketahui secara sempurna seperti kaum Ad, Tsamud Thasam, Amlaq. Golongan lainnya adalah Arab Aribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari garis keturunan Ya’rib bin Yasyjib bin Qahthan, yang disebut Arab Qathaniyyah, yang bertempat di Yaman dengan dua kabilah yang terkenal, yaitu Humair dan Kahlan. (Syaikh Shafiyyur Rahman Al Mubarakfury, Sejarah Hidup Muhammad – Sirah Nabawi)

Keistimewaan Keluarga Nabi Muhammad saw.

Dengan mempelajari nasab Nabi Muhammad saw, maka kita kana menemukan beberapa keistimewaan:

1. Jalur dari Nabi Ibrahim as. “Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail di antara anak Ibrahim, kemudian memilih Kinanah di antara anak keturunan Ismail, kemudian memilih Quraisy di antara Bani Kinanah, kemudian memilih Bani Hasyim di antara Bani Kinanah, kemudian memilih aku di antara Bani Hasyim.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
2. Keluarga Terhormat dan Terbaik. Dari Abbas bin Abdul Muthalib, ia berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan makhluk, lalu menjadikan aku termasuk dari kelompok mereka yang terbaik. Kemudian, dipilihlah kabilah-kabilah, maka Dia menjadikan aku termasuk kabilah yang terbaik. Kemudian dipilihlah keluarga-keluarga, maka Dia menjadikan aku termasuk dari keluarga yang terbaik. Maka saya adalah orang yang terbaik di antara mereka, dalam hal pribadi dan keluarga.” (HR Tirmidzi).

Keistimewaan keluarga Nabi Muhammad saw, bisa dilihat dari sisi singgungan mereka dengan Mekkah (kota suci yang melegendaris) dan Ka’bah (bangunan suci yang juga melegendaris). Mulai dari menghidupkan dan meng-kota-kan Mekkah (dengan air zamzam yang terpancar dari tanah di atas kaki bayi Ismail, akan menjadi sumber kehidupan manusia), pembangunan (kembali) Ka’bah oleh Ibrahim dan Ismali berikut tradisi haji dan pemeliharaan ka’bah dari segala aspeknya secara turun temurun oleh nenek moyang Nabi Muhammad saw. Ini bisa kita lihat dari peran mereka masing-masing sebagai berikut:

1. Qushayy bin Kilab (400 M). Dialah penggagas komunitas (ditandai dengan bangunan) di sekitar Ka’bah, termasuk tempat bernama Dar An-Nadwah, sebagai tempat bertemunya para pembesar-pembesar Mekkah.
2. Pemegang jabatan-jabatan penting seputar Ka’bah: (penjaga pintu Ka’bah = juru kunci)
* Siqayah (penyedia air tawar).
* Rifada (pemberi makanan).
* Nadwa (pemimpin rapat tiap tahun musim)
* Liwa’ (penjaga panji-panji)
* Qiyada (pemimpin pasukan perang)
3. Abdul Manaf (430 M). Keluarga ini mendapat bagian untuk mengurus persoalan air dan makanan. Sedangkan keluarga Abdur Dar (saudaranya) bertugas memegang kunci, panji, dan memimpin rapat.
4. Hasyim (464 M). Dialah pemegang urusan air dan makanan. Pengancur masyarakat untuk menafkahkan hartanya untuk memberi makanan pada peziarah ka’bah. Juga semakin meng-kota-kan Mekkah.
5. Abdul Muttalib (495 m). Penerus urusan pembagian air dan makanan. Penggali (kembali) sumur Zamzam yang terpendam. Pada masa beliau, terjadi penyerangan Ka’bah oleh Abrahah. (Muhammad Haikal, Sejarah Hidup Muhammad)

karena sistem Arab tidak mengenal Matriliniar, maka sulit sekali melacak kisah atau biografi mengenai Nenek Nabi Muhammad, dari beberapa sumber dapat diketahi bahwa Nenek nabi Muhammad s.a.w ialah Nama Nenek Nabi MUHAMMAD SAW dari Bapak adalah Fatimah binti Umar Al-Makhzumiyah sedangkan dari pihah ibu adalah Burrah binti Abdul U’za’ bin Utsman bin Qushay bin Kilab bin Murrah (wallahu'alam bis showab)

sumber
- http://pojokkata.wordpress.com/2007/06/29/nenek-moyang-nabi-muhammad-saw/
- http://epondok.wordpress.com/2008/10/29/soalan-siapakah-nama-nenek-
nabi-muhammad-saw/
- http://marawisbaitussalam.blogspot.com/2010/06/biografi-nabi-muhammad-saw.html

1 komentar:

Yuukk di komen-komen yaa...