Laman

Sabtu, 26 Februari 2011

MEMPENGARUHI JIWA ANAK

Anak adalah anugrah, titipan dari Allah yang harus kita jaga. Sebagai amanah bagi orangtua, tentu saja kita harus mendidiknya dengan baik agar ia menjadi qurratu’ain (penyejuk mata dan pembahagia jiwa) bagi kita sebagai orangtuanya. Tidak dapat kita pungkiri sebagai orang tua kita menyimpan banyak harapan buat anak kita, bukan ingin membebani anak dengan harapan-harapan itu, tetapi ingin mereka (anak-anak) kita menjadi penyejuk dan pembahagia jiwa kita.

Untuk mewujudkan harapan kita menjadikan anak kita sebagai qurratu’ain (penyejuk mata dan pembahagia jiwa), tentu saja kita memerlukan usaha dan harus tetap belajar memperkaya khazanah kita dan terbuka terhadap perkembangan zaman.



Kita seringkali menyalahkan anak apabila anak kita bertindak tidak sesuai dengna pa yang kita harapkan, padahal apa yang anak kita lakukan adalah pencerminan diri kita sebagai orangtuanya. Perilaku anak merupakan cerminan diri kita, oleh karena itu sikap dan tingkah laku anak adalah sebagai instropeksi buat kita.

Al Ghazali mengisyaratkan dalam ungkapannya “setiap anak dapat menerima segala macam bentuk ukiran, dan selalu condong kepada hal-hal yang menjadi kecenderungannya atau kepada setiap apa yang dikatakan kepadanya. Seandainya kita mengajarkan anak-anak kita dan membiasakan kebaikan, niscaya mereka akan tmbuh dengan hal demikian, merasakan kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan kita juga akan berbahagia dengan dan bersama mereka, tetapi jika kita membiarkan tumbuh seperti binatang nscaya mereka akan sengsara dan hancur dan kita juga akan sengsara dan hancur bersama mereka dan menanggung dosa di pundak kita disebabkan tidak melakukan pemeliharaan dan tanggungjawab yang diwajibkan kepada kita atas mereka”

Anak ibarat kertas putih, yang bisa kita gambar, kita tulis sekehendak hati kita, fitrahnya masih suci belum terkotori apapun. Apa yang kita tanamkan pada anak itulah yang akan menjadi bekal dikemudian hari ketika anak kita dewasa. Fase anak-anak merupakan fase perkembangan yang paling penting, para ahli sering menyebutnya sebagai fase Golden Age. Karena pada masa itulah diletakan dasar-dasar pendidikan dan pengajaran anak.

Berikut ini ada 25 cara mempengaruhi jiwa dan akal anak yang saya kutip dari buku dengan judul yang sama karya Muhammad Rasyid Dimas yaitu :
1.temanilah anak anda dan jadilah teladan baginya.
2.penuhilah hak-haknya
3.tanamkan kebahagiaan dan kesenangan dalam jiwanya
4.coba praktikkan cara “barangsiapa yang dahulu melakukan ini, maka baginya ini dan
ini.
5.bermainlah dengan anak Anda dan belikan mainan untuknya.
6.gunakan cara “tidak ada yang menghalangimu untuk mengatakannya “terhadapnya.
7.kembangkan kepercayaan dirinya.
8.gunakanlah cara”Dialah sebaik-baiknya anak dalam menyikapinya.
9.jadikanlah ia menyukai kebaikan dan menghindari keburukan
10.biasakanlah anak anda dengan kebaikan
11.Responlah kecenderungannya
12.tentukanlah waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepadanya
13.lakukanlah tahapan dalam memberikan pengarahan, pembebanan dan perintah
kepadanya.
14.berkatalah terus terung kepadanya, tanpa ditutup-tutupi atau berputar-putar
15.berbicaralah sesuai kemampuan akalnya
16.gunakan kepadanya cara “tidak ada yang menghalangimu wahai anakku
17.latihlah indranya dengan eksperimen –eksperimen praktis
18.doronglah untuk menjadikan Rasulallah sebagai teladan
19.praktikkan kepadanya sikap “mendengar reflektif” yaitu mendengar secara efektif
dan aktif agar dapat menyimpulkan apa yang terjadi pada anak, mengulang menyebut
perasaannya sehingga dapat membantunya menyatakan perasaannya.
20.berdoalah yang baik untuknya
21.latihlah mendidik dengan berbagai kejadian
22.sibukkanlah waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat
23.penuhilah untuknya aktifitas-aktifitas yang mengembangkan kecerdasannya
24.gunakanlah pola pendidikan dengan mau’izhah artinya pola pendidikan yang
disertai bimbingan dan nasehat .
25.gunakalah cerita dalam menanamkan nilai-nilai dan dan berbagai keutamaannya

Sejujurnya, tulisan ini dibuat bukan untuk mengatakan bahwa saya telah menjalankan seluruh hal tersebut diatas, saya hanya manusia biasa, yang sedang belajar untuk bisa memahami dan mendidik anak saya dengan baik. Tulisan ini hanyalah sekedar motivasi untuk diri saya sendiri. Beberapa hal mungkin saya masih melakukan kesalahan, tapi setidaknya kita bisa berbagi pengetahuan.

Sumber : Muhammad Rasyid Dimas, 25 cara mempengaruhi jiwa dan akal anak, Pustaka Alkautsar, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuukk di komen-komen yaa...