aku sendiri, meranggas bersama terikmu,
saat disekelilingku masih memberi hijau,
daunku berguguran untuk kemudian tumbuh kembali
aku hanyalah ranting tanpa daun yang mungkin takkan lagi memberi arti keindahan
meragu rantingku bersama waktu,
namun aku tetap setia,
hingga ranting ranting kering itu tetap memberi makna,
aku meranggas berkali-kali karena engkau satu,
dan kuyakini keindahan dalam waktu yang tersembunyi dalam terikmu...
mentari, terikmu adalah kekuatanku..
terikmu, membakar jiwaku, menumbuhkan rinduku pada dedaunan untuk kembali hijau, memberiku kekuatan untuk bertahan, memberi semangat untuk tak menyerah pada kehidupan
menyisakan malam-malam yang menggigil tanpa selimut hijau dedaunan
menanti saatnya ketika kemarau panjang berlalu dengan rasa sabar
aku percaya, dedaunan menyimpan rindu yang sama
pertemuan hanyalah soal waktu
dan disini, aku bertahan demi daun-daunku yang menghilang
demi hidupku, demi masa depanku
bukankah tanpa daun aku masih menyimpan pesona? bukankah aku masih tampak indah dengan ranting yang kurus kerontang?rasa syukurku, karena Tuhan masih memberiku kehidupan, masih memberiku kesempatan untuk menumbuhkan daun-daun yang menghilang, aku adalah pohon kehidupan, aku adalah lambang pengorbananan, dan suatu saat hijaunya memberi keindahan semesta.
dua jempol untuk mbak Tatie....
BalasHapussbg orang awam dlm berpuisi saya sangat menikmati
wah makin lama makin nge-fans.. hehehehe
hehehe.. mas insan ini terlalu memuji, dan saya tersandung berkali-kali..
BalasHapusterimakasih support nya..:)
masih seputaran DAUN yah.? hehe...
BalasHapusDaun memang jadi selebriti beberapa hari ini. :) hehe...
hehehe.. entah nih si DAUN begitu mempesona belakangan ini... :)
BalasHapusdan daun2 pohon depan rumahku pun meranggas sudah gara2 puisi ini :D
BalasHapusrantingmu tak akan meranggas, daun-daun segar akan bermunculan mempesona. maka biarkanlah aku berteduh dirimbun daunmu. itu pun jika kau mengizinkanku.
BalasHapus(aku terpesona membaca goresanmu)
@ismiaprial: hahaha.. ajaib itu namanya..
BalasHapus@pa Hafney: tentu saja, karena pepohonan rindang selalu merindukan seseorang yang berteduh dibawahnya
waaaduuuh.. aku menerimanya sbg pujian dan sangat sangat tersanjung.. terimakash Pa Hafney, aku belajar dari karya-karya Bapak #apalah artinya tulisan saya ini#