Tidak perlu mengatakan apapun. Aku mengerti. Tak semua hal harus diungkapkan. Matamu telah bercerita tentang banyak hal. Dan bagiku itu sudah cukup. Diam. Aku takut mendengar kenyataan.
Mengapa mesti kita mempertanyakan sedang apa yang kita rasakan telah memberi jawaban atas seluruh pertanyaan pun bila kita menginginkan sebuah kepastian, mata kita telah menyiratkan apa yang dirasakan oleh hati.
Hari ini, aku dan kamu mengatasi rasa yang sama. Kikuk. Grogi terpancar jelas diseluruh bahasa tubuhmu, mungkin juga aku. Sejujurnya aku harus berusaha keras untuk bersikap normal. Untuk apa adanya agar senyummu tak membuatku luruh dan hanyut dalam matamu
Tapi rupanya kita tak pandai menyembunyikan. Perasaan serba salah hinggap menyergap setiap gerak dan tutur kata. Dan aku sekuat tenaga berusaha untuk menatap matamu. Berusaha untuk tak hanyut dan tenggelam di telaga bening matamu.
Perasaan salah tingkah tak mampu kita hindari, meski kita menyembunyikannya setengah mati.
Aku tersipu dalam pesonamu, kau serba salah dalam gerakmu, beberapa kali gerakan tak perlu menandai perilaku salah tingkahmu, aiiih.. Aku kehilangan banyak kata, kaupun begitu seolah waktu berhenti . Aku ingin menikmati sunyi ini lebih lama.
Menatap matamu memendarkan api rindu. Gairah yang berpadu malu melahirkan gelombang elektromagnetik, memberi rasa hangat di dada. Tanganku bergetar, hatiku berdegup kencang, pertemuan ini selalu ku tunggu.
(terinspirasi dari cerita seorang kawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuukk di komen-komen yaa...