Minggu, 14 Maret 2010
interview...oh..interview..
bermula dari status fb seorang kawan, aku mencoba masukin lamaran ke sebuah perusahaan ISP untuk posisi legal officer, kemudian dipanggil lah aku untuk psikotest yang kemudian tanggal 11 Maret lalu aku melakukan interview...
sesuatu yang menarik, karena seumur hidupku aku baru 2 kali melakukan interview.. karena selama ini aku tak berminat mencari pekerjaan lain selain pekerjaanku yang sekarang, heeemm... mungkin aku tak seberuntung orang lain yang pandai mengemukakan sesuatu secara lisan, i can't explain my self..jadi wawancara itu berlangsung sebagai sebuah siksaan buatku..
sang pewawancara, sebetulnya seorang lelaki yang baik dan akrab, namun karena persepsi diriku tentang wawancara itu sendiri yang sudah sedemikian serem dan serius sehingga suasana yang nyaman itu tidak aku manfaatkan dengan baik. heeemmm. aku berpikir itu sebagai sebuah kebodohanku sendiri...dan kemudian mengutuki diriku sendiri kenapa aku sebodoh itu!!! tapi kemudian aku sadari..ya itu kelemahan diriku yang tak bisa dan tak biasa untuk mengungkapkan sesuatu yang detil secara lisan, aku hanya menjawab seperlunya bahkan kebanyakan aku menjawab dengan gelengan kepala.
menarik dan sekaligus sebuah pelajaran untukku, ketika pertanyaan tentang sebuah kesuksesan dan kegagalan dilontarkan oleh sang pewawancara, entahlah aku itu aku tidak menjawab kedua pertanyaan itu, selama ini aku merasa bahwa aku tidak pernah merasakan hal itu. selama ini aku merasa bahwa hidupku biasa-biasa aja... dan kuanggap pula selama yang terjadi dalam hidupku bukan sebuah kegagalan maupun kesuksesan, dan sekali lagi kusebut sebagai sebuah kebodohan!! ya kebodohanku yang tak bisa mengexplore diriku sendiri...
bicara tentang kesuksesan, bukankah hidup yang sekarangpun sudah kuanggap sukses?? toh setiap orang memiliki definisi kesuksesan yang berbeda-beda, setidaknya saat ini aku telah memiliki keluarga (anak dan suami), telah memiliki rumah sendiri, memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, sudah bisa memberi kepada keluarga, adik-adik, sahabat-sahabat, ya bukankah pada prinsipnya aku sudah memiliki semua hal yang setiap wanita inginkan dalam hidupnya?bukankah itu sebuah kesuksesan??? yaaa bukankah dulu juga aku pernah menjadi pelajar teladan?pernah mendapat beasiswa super semar waktu SMP, selalu rangking pertama ketika di SD, selalu masuk 3 besar ketika di SMP dan keluar dengan nilai tertinggi?? kuliah tepat waktu dengan IPK yang cukup bagus (hampir mendekati cum laude) yaa bukankah itu sebuah kesuksesan???? dan bicara kegagalan, bukankah aku juga pernah gagal ketika di SMEA aku hanya mampu bercokol di rangking 6?? juga sering gagal ketika ngirimin naskah puisi atau cerpen ke majalah remaja?? dan kemudian aku gagal UMPTN di PTN di Bandung???yaaa.. bukankah itu kegagalanku!!! lalu kenapa pula aku tidak mengatakannya kepada sang pewawancara??
ada hal lainnya yang bikin aku tersadar ketika si pewawancara itu berkata "hasil psikotes kamu tidak memuaskan, kecerdasan kamu biasa saja tapi mengapa kamu memiliki IPK yang tinggi?" apakah kecerdasan dinilai dari hasil psikotes?? entahlah belum ada teori yang menjelaskan itu..
begitulah..wawancara itu berlangsung dan aku hanya bisa menjelaskannya secara singkat. aku tahu apa yang dia maksud, but i can't explain it!! aku bingun mo ngomong dari mana.. hhihi.. lucu memang, interview itu menjadi sebuah lelucon sekaligus sebuah pelajaran buatku, betapa kita seharusnya lebih mampu menghargai diri kita sendiri, mampu menggali potensi diri kita semaksimal mungkin dan yang terpenting lagi adalah jika kita memiliki banyak potensi dalam diri kita maka kita harus mampu menjelaskannya secara runut, gamblang dan terstruktur.... yaaa mungkin itu adalah kunci kesuksesan sebuah wawancara.
sekarang aku tidak lagi peduli kepada hasil wawancara itu, proses itu telah membuatku sadar dan memahami bahwa setiap perusahaan memiliki persepsi yang berbeda tentang calon karyawannya, dan sekarang mungkin aku lebih menikmati bekerja ditempat yang sekarang, ditempat ini aku telah menemukan banyak hal (meski kuakui disini ritme kerjanya monoton), tapi itulah kerja, dimanapun kita berada pasti akan menjadi sesuatu yang membosankan dalam hidup kita (berangkat kerja, melakukan pekerjaan yang itu-itu aja, kemudian pulang) bukankah itu rutinitas yang monoton? tentu saja kecuali setiap tanggal 1 ketika kita menerima salary dari apa yang telah kita lakukan dan kita hasilkan..:)
aku tidak merasa bahwa wawancara itu sebagai sebuah kegagalan, tapi itulah titik balik, sebuah pelajaran yang berharga untuk kita menggali potensi diri kita yang terlupakan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
emg sih penyesalan slalu dtg belakangan tp gpp yg penting km dah berusaha semaksimal mungkin..yaah yg namanya interview qta tdk pernah tau pertanyaan apa yg akan di lontarkan..byk pertanyaan2 yg tdk terbayangkan di luar dugaan kita sehingga qta tdk bisa mempersiapkan jawaban apa yg akan kita beri..sekrg qta hanya bsa menunggu hasil, smg mendapatkan hasil yg baik amiiin..succses 4 U friend..
BalasHapusoke..thanks ya bu..:)
BalasHapus