Laman

Selasa, 26 April 2011

satu peristiwa menjelang maghrib

Tiada musibah tanpa hikmah, setidaknya itu yang sedang berusaha aku pahami. Ini hari senja, menjelang maghrib. Motor yang aku tumpangi tiba-tiba berhenti di tengah jalan, mogok. Dengan tergesa aku turun, tak lupa pula diomeli sebuah mobil di belakang, dan beberapa motor lewat berusaha mengerti. Usut punya usut ternyata rantainya lepas, lalu mendoronglah kawanku.

Hujan rupanya berbelas kasih pada kami, air yang turun deras tiba-tiba menjadi rintik-rintik saja, kami mencari bengkel dan bersyukur kemudian ternyata ada yang bersedia membantu kami. Ah.. Harus beli pula rantainya, bergegaslah kawanku ke Borma, berkali-kali bersyukur (begitulah ciri khas orang sunda) , bersyukur rantainya lepas, kalo tidak motornya bisa terjungkal, bersyukur hujannya reda, bersyukur ada bawa uang cash di dompet, bersyukur masih ada bengkel yang buka, bersyukur kami masih selamat, bersyukur rantainya lepas didekat borma, dan aneka rasa syukur lainnya...

Ya dengan bersyukur segalanya menjadi begitu ringan. Dengan syukur musibah menjadi peristiwa yang lucu untuk dikenang. Terimakasih Tuhan, semoga ini menjadi pengalaman yang berharga buat kami.

Senin, 25 April 2011

selepas hujan

hujan tiba-tiba mengguyur kesunyian bumi, tanpa jeda, menyisakan genangan. Banjir. Meski berkali-kali jalanan ini diperbaiki. Tetap saja. Tak ada yg berubah. Usai hujan di perempatan gede bage.

Tak ada kah sebentuk kepedulian agar genangan itu hilang? Perbaikan drainase misalnya. Semestinya segera, bukankah berkali-kali jalan nya diperbaiki, dibuat lebih tinggi, genangan itu tetap saja ada. Semakin tinggi pula. Semakin banyak antrian mobil. Semakin banyak motor yang mesinnya tiba-tiba mati. Terkena basah.


Begitulah, berkali kali. Mungkin akan selalu seperti itu selamanya.

Minggu, 24 April 2011

laut dan kenangan


Angin semilir itu membuatku mengantuk.. Ah aku terlelap dipelukan laut, hari ini laut begitu tenang, begitu damai dan menyenangkan. Suasananya yang sunyi mengingatkan diriku pada suatu masa, aku memiliki kenangan yang hendak, ingin dan harus ku kubur disamudera yg luas.. kamu mau tahu kenapa aku begitu menyukai suasana ini? Karena disini aku pernah menceritakan seluruh kisah kita, seperti katamu dulu jika aku merindukanmu, datanglah menemui camar, dan kau akan segera datang, aaah sayang hari ini si camar nampaknya enggan menemuiku, barangkali mereka tahu, waktu telah merubah segalanya.

Hei, aku masih saja tak mampu menghilangkan kebiasaan kita dulu, menuliskan namamu dan namaku diatas pasir lalu ombak datang tuk menghapusnya, demikian berkali kali, tapi untuk kali ini cukup 1 kali saja aku menuliskannya hehe.. Aaaah ingin saja aku meneriakkan namamu kembali seperti dulu lalu kau akan membalas meneriakkan namaku, aiiih... Lucu yaaa.. (Tak hendak ku ulang, aku bosan berteriak dan aku lelah menunggu), jadi aku diam saja menikmati waktu membawa rindu.

Kamu tahu, disini pula pada akhirnya aku harus (dengan terpaksa) mengubur kisah tentangmu, setelah aku lelah menunggu, Yaaa... Pada akhirnya aku harus berdamai dengan kenyataan dan merelakanmu, dengan atau tanpamu hidupku harus terus berjalan, biarlah semua yang terjadi menjadi pelajaran hidupku, kini aku hanya menyimpan namamu dikedalaman hatiku, selalu menyertakan namamu dihadapan Tuhan, yaaaa semuanya telah menjadi kenangan....

Kini, yg tersisa tinggal lah laut itu sendiri, begitu damai dan selalu mempesona.

Kamis, 21 April 2011

Memaknai Hari Kartini

Hari ini tanggal 21 April setiap tahunnya diperingati sebagai hari Kartini. Kenapa tanggal ini menjadi sangat istimewa terutama untuk para perempuan Indonesia? karena tanggal ini menjadi simbol “persamaan” hak bagi perempuan. Kartini dianggap sebagai pahlawan bagi kaum perempuan sehingga tanggal ini selalu diperingati sebagai penghargaan kepada Tokoh Wanita yang terkenal dengan kegigihanya memperjuangkan persamaan hak kaum wanita


Raden Ajeng Kartini dilahirkan di jepara pada tanggal 21 April 1879, Raden Adjeng Kartini adalah seorang putri yang lahir dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Sosroningrat, bupati Jepara. Beliau putri R.M. Sosroningrat dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini melalui pemikiran yang tertuang dalam surat-suratnya telah mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.
Pemikiran Kartini dalam surat suratnya yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku oleh Mr. J.H Abendanon pada tahun 1911 diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Yang pada tahun 1922, oleh Balai Pustaka diterbitkan dengan bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru.

Disepanjang sejarahnya perempuan telah banyak berjuang untuk mendapatkan hak-haknya melalui emansipasi. Namun jika kita cermati sekarang, ternyata perempuan seolah kembali terjerumus ke dalam penjajahan modern emansipasi itu. Perempuan menganggap dirinya merdeka yang tanpa dirasakan malah terjebak ketika meng-eksploitasi diri terhadap kemerdekaannya. Benarkah perempuan sekarang telah lupa akan hakekat dirinya, hanya menonjolkan kecantikan wajah dan kemolekan tubuhnya. sebagian orang menilai perempuan saat ini telah salah mengapreasiasikan kebebasannya, kurang pandai menghargai dirinya sendiri, jika kita lihat sekarang perempuan-perempuan memaknai modernitas dengan mengobral aurat dengan baju-baju mini, tanpa sadar mereka menjual dirinya dihadapan para lelaki, benarkah kita telah kehilangan identitas? Atau kita terjebak pada modernitas?


Harus kita sadari bahwa perempuan dapat menjadi sumber daya yang jitu untuk memperbaiki sebuah masyarakat. Disamping itu, iapun dapat juga menjadi sarana jitu untuk merusak dan menghancurkan sebuah masyarakat sebagaimana sebuah peribahasa maju dan hancurnya sebuah bangsa bergantung pada perempuan, oleh karena itu hendaknya peempuan mampu menempatkan dirinya, mengeksploitasi diri untuk hal-hal yang positif sehingga bisa menjadi pribadi kuat yang akan membangun kemajuan bangsa.


Perempuan Indonesia sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Telah menjadi perempuan-perempuan yang hebat, tak lagi hanya berkutat di sektor domestik namun juga telah berekspansi ke sektor publik. Perempuan tak hanya pandai berperan di sektor privatnya, namun juga mampu berjaya di ranah milik laki-laki.
Kartini telah memberi banyak inspirasi buat kita, dan kita harus bersyukur bahwa kita hidup dimasa yang oleh semua orang disebut sebagai zaman modern dimana semua akses kemajuan dapat dengan begitu mudah kita dapatkan. Kita diberikan kebebasan untuk memilih, kebebasan untuk bertindak, kita memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, memperoleh pekerjaan, untuk mengeluarkan pendapat dan sebagainya, meskipun demikian kiranya kita jangan sampai lupa pada kodrat kita sebagai perempuan. Kita memang memiliki persamaan hak dengan para lelaki dan Islam telah mengatur tentang itu, tapi kita tetaplah mahluk yang berbeda dengan lelaki, karena Tuhan menciptakan Laki-laki dan Perempuan untuk saling melengkapi.

Salah satu pahlawan pendidikan Indonesia yang juga banyak memberi inspirasi bagi kemajuan perempuan Indonesia (Rd. Dewi Sartika).



Sumber: wikipedia

Rabu, 20 April 2011

rapuh


Kehidupan menempatkan aku pada posisi yang sangat kubenci, betapa tidak, menjalani kehidupan tapi tak pernah tau kemana arah yg dituju, berjalan sendirian tak ada tujuan, apa yang hendak aku cari, apa yang aku inginkan, aku tidak pernah benar-benar tahu, ini hidup yang tak pernah aku mengerti. Apa yang salah dalam hidupku? Aku seringkali bertanya, apakah semua keresahan ini karena dosa-dosaku? Jika demikian tolong ampuni aku Tuhan.

Kehidupan memberiku pilihan yang sangat sulit aku jalani, aku ingin berlari meninggalkan, namun sisi lain aku tak ingin beranjak. Hidup ini begitu menjemukan, tak ada yang peduli, tak ada tempat berbagi, tak punya kemudi. Aku telah bersimpang arah, mengharapkan kehidupan yang baik, mengharapkan 1 nakhoda membiduki, memberi pundak saat ingin bersandar, menjadi pelindung saat badai mengantam, menjadi penguat saat kelemahan melanda, kenyataannya aku laksana sampan yang terombang ambing disamudera Nya yang luas, seorang diri, harus berjuang menahan gelombang agar sampan tak karam dilautan, melaju kemudi agar sampai didaratan yang dimimpikan.
Seringkali kukatakan pada diriku sendiri "aku adalah perempuan yang tegar, setegar karang dilautan, tetap kokoh dan kuat dihantam gelombang" tapi kenyataan tetaplah aku seorang perempuan biasa dengan semua kelemahannya. Kekuatan seseorang ternyata tidak terletak pada fisiknya, tapi terletak pada jiwa, ya aku harus memiliki jiwa yang kuat yang tak mudah digerogoti oleh virus kehidupan.


Aku tak tahu apakah semua ini akan berakhir bahagia, atau aku akan meratapi kepedihan?entahlah yang pasti aku tak mau hidup membelengguku dengan kepedihan, aku harus bahagia dan itu seringkali kukatakan pada diriku.
Kebahagiaan ternyata tak terletak pada seonggok materi, tidak didapatkan dari uang yang dengan kerja keras kita cari kemana-mana, kebahagiaan ada didalam hati, ada bagi orang-orang yang bersedia memberikan kesempatan pada dirinya untuk membuka diri, untuk berbagi dan bersyukur. Mungkin aku telah salah memaknai hidup, aku selalu berusaha mewujudkan mimpiku untuk kebahagiaanku, meski ternyata hanya hampa.

Kini kusadari, dengan syukur segalanya menjadi mudah dijalani..

Terimakasih Tuhan....

Aku dan kamu

Kau membisu, aku terdiam
Menggiring waktu dalam kesunyian
Kau menggebu, aku berhasrat
Melampiaskan kemarahan dalam kata-kata

Terasing
Bungkam
Dendam
Luka
Kebencian
Memenuhi hari dengan prasangka

Akankah ini berakhir?
Harus pikirku
Tapi ternyata tak semudah membalik tangan
Ketika luka teramat sulit disembuhkan

Selasa, 19 April 2011

mimpi


Ada sebuah anekdot yang sering kita dengar bahwa "bermimpilah, sebelum mimpi itu dilarang", , ya semua orang punya impian, semua orang berusaha keras untuk mencapai impian, hidup tanpa mimpi serasa hampa, tak memiliki sesuatu yang mesti kita perjuangkan. Adakalanya mimpi kita menjadi kenyataan, namun seringkali berlainan, kita seharusnya mengerti, banyak hal dalam hidup yang tidak bisa kita raih. Banyak mimpi yang tak sesuai dengan kenyataan, tapi itu bukan sebuah alasan untuk mengingkari setiap nikmat dan karunia-Nya, bukan pula membuat kita putus asa.
Memang terkadang, kita dihempaskan oleh harapan dan mimpi-mimpi,seringkali kita terjatuh membangun harapan, dan mungkin berkali-kali... begitulah, karena kita ditakdirkan sebagai Pejuang, maka kita harus selalu berusaha dan terus berusaha untuk meraih mimpi-mimpi kita.


Alkisah ada sebuah cerita disebuah negeri yang entah bernama apa, hiduplah seorang anak dengan ibunya yang miskin, namun si ibu selalu mendorong anaknya untuk terus bersekolah. Pada suatu hari, guru di sekolah memberikan tugas kepada semua murid untuk menuliskan cita-cita setiap murid di sekolah tersebut. Pada hari yang ditentukan tugas tersebut dikumpulkan dan dibacakan didepan kelas oleh sang Guru. Setiap murid menuliskan cita-citanya, ada yang ingin menjadi guru, dokter, tentara, polisi dan lain sebagainya, hingga sampailah sang guru membaca tulisan seorang anak yang menuliskan cita-citanya sebagai berikut:
"saya ingin memiliki sebuah rumah besar diatas bukit, dengan halaman yang luas, menghadap ke Pantai dan dikelilingi oleh kebun mawar yang indah".
Si Anak kemudian di panggil oleh sang Guru dan dijelaskan bahwa impiannya itu tak mungkin, dan si anak harus menuliskan kembali cita-citanya, sampai 3 kali Guru tersebut mengatakan demikian, dan 3 kali pula si anak menuliskan cita-cita yang sama sebagaimana dia tuliskan pertama kali. Si Guru menjadi sangat marah, karena menganggap cita-cita si anak sangat tidak mungkin dan akhirnya Guru tersebut memberikan nilai E untuk anak tersebut.
Bertahun-tahun kemudian, guru tersebut masih mengajar di tempat yang sama, mengajak murid-muridnya untuk berrekreasi ke sebuah rumah yang terletak di sebuah bukit, karena rumah tersebut terkenal dengan keasrian dan keindahan panoramanya.
Akhirnya guru tersebut dan murid-muridnya tiba di rumah itu, ketika sedang mengagumi dan melihat-lihat suasana dan pemandangan di rumah tersebut, guru yang sudah tua itu bertemu dengan seseorang yang disebutkan sebagai pemilik rumah. Orang itu berkata "bu Guru masih ingat saya? saya yang mendapat nilai E ketika diberi tugas oleh ibu untuk menuliskan cita-cita, dan inilah impian saya bu, saya berhasil mewujudkannya" demikianlah ternyata pemilik rumah itu adalah muridnya yang dahulu pernah dia marahi.


Temans, ketika kita memiliki mimpi dan kita selalu berusaha keras untuk mewujudkan mimpi itu, bukan suatu hal yang mustahil mimpi itu dapat kita genggam. Keterbatasan bukanlah halangan untuk kita berusaha. Dengan doa dan usaha semua hal bisa menjadi mungkin kita raih. Jangan pula menjadi putus asa jika kenyataan itu tak sebaik yang kita mimpikan.

Kehidupan memang kejam - sekejam ibu kota hehe - dan kita tak boleh menyerah, kita harus melawan setiap keterbatasan, jika kita pernah terjatuh, kita harus berusaha untuk bangkit, lagi dan lagi dan jangan pula kita berputus asa dari rahmat Allah.. Allah pasti memberi yang terbaik buat kita.. (Semoga kita bisa menjadi orang yang bersyukur dan bersabar. Amiiin).

Senin, 18 April 2011

Ngaleut cinta “Kuantar Ke Gerbang”

Ini kali pertama aku ikut acara Komunitas Aleut, sebenarnya sih udah lama pengen ikut acara-acara yang diselenggarakan Komunitas tersebut namun berhubung waktu yang tidak memungkinkan, jadinya baru bisa ikut minggu ini. Ngaleut kali ini tentu saja menjadi sangat special karena temanya adalah “Kuantar Ke Gerbang, Napak Tilas Romansa Inggit Soekarno di Bandung”. Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Aleut ini bekerjasama dengan Bentang Pustaka, Goodreads Indonesia.


Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB (tentu saja lebih hehe) dimulai dari Gedung Merdeka (Museum KAA), Bekas Penjara Banceuy, Mesjid Agung, Pendopo, Mardihardjo, Gereja Rehobot, Gedong Dalapan, Gang Jaksa dan terakhir adalah Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Jalan Ciateul sekaligus bedah buku dengan judul yang sama karya Ramadhan KH.

sambil nunggu foto-foto dulu yuuk...




Acara ngaleut kali ini di bagi 4 kelompok dan dibimbing oleh seorang pemandu (karena aku baru pertama kali ikut acaranya jadi yang aku tau (namanya) hanyalah Candra, sang Pemandu di kelompok kami yang diberi nama Kelompok Uci Sanusi – barangkali berawal dari simpati kami terhadap Pa Sanusi-mantan suami bu inggit- yang telah merelakan bu inggit di nikahi oleh Sukarno . Aku tidak hendak menuliskan kembali kisah cinta inggit dan sukarno, kalian semua bisa membeli bukunya *bukan promosi lho* aku sih mungkin hanya ingin menyimpulkan aja, jika temans berbeda pendapat, itu wajar, bukan sebuah kesalahan jika kita berbeda pendapat, so yang bisa aku simpulkan dari perjalanan hari ini adalah bahwa Inggit adalah perempuan yang hebat. Perempuan yang luar biasa karena sifat dan tindakannya, dan aku tidak pernah tahu ini sebelumnya 


Cinta memang begitu misteri, begitupun kehidupan. Kita tidak dapat menerka apa yang terjadi pada kehidupan kita yang akan datang, barangkali itu gambaran kisah cinta Inggit dan Sukarno. Sukarno yang pada waktu itu merupakan menantu dari HOS Tjokroaminoto yang berniat ke Bandung untuk melanjutkan sekolah di THS –ITB sekarang, mungkin tidak akan membayangkan kalo akhirnya dia akan menikahi Inggit sang induk semang, demikian pula Inggit yang telah bersuamikan Sanusi, tentu tidak berpikir untuk “selingkuh” kemudian menikah dengan Sukarno yang usianya terpaut jauh. Tapi begitulah hidup, terkadang kehidupan memberi kita pilihan yang sulit, memberi kejutan-kejutan yang tak pernah kita bayangkan, kadang pilihan yang kita ambil akan menimbulkan reaksi negative dari orang lain yang hanya melihat sesuatu dari sisi luar saja (mungkin begitu juga terhadap Inggit dan Sukarno), tapi hidup harus senantiasa berjalan, dan kita harus berusaha untuk istiqomah sesulit apapun resiko yang akan terjadi. Kekuatan, ketegaran, ketabahan dan cinta Inggit mendampingi Sukarno dalam masa sulit (masa-masa pembuangan dan penjara) telah memberi banyak inspirasi bagi kaum perempuan, Inggit memberikan peran terbaiknya sebagai istri, sebagai pendamping dalam setiap kegiatan politik Soekarno.

Bagiku Inggit adalah sosok perempuan yang luar biasa, dia bukan hanya sebagai kekasih, tetapi juga sebagai kawan dan ibu dari Sukarno (seperti yang diceritakan dalam buku). Tak banyak perempuan hebat semacam itu, barangkali tanpa Inggit, Sukarno takkan sehebat itu, seperti kata pepatah, laki-laki (suami) yang hebat (berhasil) adalah karena memiliki perempuan yang super (kuat, tegar, sabar), pun demikian ketika Sukarno memutuskan untuk menikah dengan Fatmawati, setelah kurang lebih 19 atau 20 tahun mereka menikah, Inggit memilih untuk bercerai, tidak bersedia untuk di madu, padahal jika saja Inggit mau tetap menjadi istri pertama Sukarno, Inggit memiliki kesempatan untuk menjadi Ibu Negara yang peranannya tentu akan lebih dihargai dan dihormati, bukan menjadi perempuan yang biasa yang “dilupakan”, disitulah aku menemukan Inggit sebagai sosok perempuan yang kuat, perempuan yang mampu berdaulat atas dirinya sendiri, perempuan yang memiliki prinsip dan sikap.


Begitulah… ngaleut pertama ini benar-benar sesuatu yang menyenangkan, sekaligus juga menyedihkan karena seperti pada umumnya tempat-tempat bersejarah di Indonesia, banyak tempat-tempat bersejarah yang seharusnya terjaga dan mendapat perawatan kini hanya menjadi tempat-tempat kumuh yang penuh sampah, bahkan sebagian sudah tidak ada, banyak yang sudah beralih fungsi menjadi pertokoan bahkan tempat pembuangan sampah. Sungguh miris melihat kondisi itu, padahal kita bisa belajar dari masa lalu, sebagaimana kata Bung Karno “JAS MERAH”, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tapi begitulah kita, kita tak pernah bisa menghargai peninggalan-peninggalan masalalu, kita sepertinya hendak dijadikan lupa dengan sejarah masa lampau, padahal jika kita mau belajar, masalalu adalah pelajaran berharga untuk masa depan.

inilah rumah terakhir Inggit Garnasih, rumah ini terlihat "cukup bagus" karena mungkin baru direnovasi..


diruangan inilah Sukarno ditahan di Penjara Banceuy (yang kini telah beralih fungsi menjadi pertokoan)yang tersisa hanyalah ruangan bersejarah ini, dengan kondisi yang memprihatinkan..

Sabtu, 09 April 2011

Hafiz

hafizku berumur 4,5 tahun ketika acara ini berlangsung, ini adalah acara tahunan menyambut Hari KARTINI, aku tidak mengerti kenapa Hari Kartini selalu dimeriahkan dengan acara lomba memakai busana daerah, apakah karena Kartini dianggap sebagai tonggak perjuangan? sebagai tonggak permulaan emansipasi perempuan di Indonesia? (barangkali kita harus menelisik beberapa literatur lebih dalam lagi).
Aku tak bermaksud untuk membicarakan Kartini dan perjuangannya, aku hanya ingin menceritakan kegiatan Hafiz dalam rangka menyambut Hari Kartini di tahun 2010.. yuuk kita simak...

oleh gurunya Hafiz ditanya.."Hafiz pake baju apa? -maksud ibu guru tentunya bertanya pakai baju daerah mana- Hafiz menjawab "aku pake baju merah"

menunggu giliran...

setelah lomba foto acara dilanjutkan dengan karnaval keliling komplek di sekitar sekolah...


Hafiz bersama Kak Dara..

nah ini dia yang ditunggu.. dibagi snack ma bu guru.. sambil menunggu gilirian pose dulu ah..

ketika kenaikan kelas diumumkan pemenang lomba foto dan Hafiz keluar sebagai pemenangnya... gak nyangka..tapi seneng juga siih..


selain menjadi pemenang lomba foto dalam rangka hari kartini, Hafiz juga menjadi anak terrajin disekolahnya...


itulah pencapaian Hafiz di usianya yang ke 4.5 tahun...

out bond

beberapa minggu yang lalu, sekolahnya hafiz mengadakan acara outbond ke camp cantigi. camp outbond cantigi berada di jalan manjah lega, cileunyi. Hanya dengan menempuh perjalanan sekitar 15 menit kita dapat sampai ke lokasi. Lokasinya yang berada di atas gunung membuat kita bisa dengan bebas melihat pemandangan ke sekeliling Bandung, khususnya Bandung Timur.

Acaranya sendiri di pimpin oleh Kakak-kakak pendamping yang berada di sana, Hafiz tentu saja sangat antusias mengikuti acaranya. Acara yang pertama adalah berkumpul dan perkenalan dengan Kakak pendamping.



selanjutnya acara dilanjutkan dengan melatih kesabaran dan motorik halus anak yaitu dengan membuat kreasi dari tanah liat, tujuannya tentu saja agar si anak tidak perlu takut untuk merasa kotor.
kemudian belajar merangkak di bawah ban..
naik jembatan goyang..
turun dari jembatan
dan terakhir tentu saja flying fox

seru.. acaranya sangat bagus, walaupun cape tapi Hafiz sangat menikmatinya..
sampai jumpa di acara selanjutnya yaaa...

matamu



Mengapa masih kelabu?
Sedang mentari begitu hangat bersinar
Mari kita berbagi keindahan
Agar pelangi bisa kita lihat dengan sempurna

Sopir Angkot dan BRI


Seperti biasa setiap pulang kantor saya menggunakan angkot sebagai sarana transportasi (jika tidak ikut bersama suami). Sore itu, sebenarnya tidak ada yang aneh pada awalnya, namun sesuatu terjadi, ketika ada salah seorang penumpang angkot yang turun, seorang Bapak dengan penampilan yang terlihat seperti preman (melihat penampilannya), ketika turun dari angkot bukannya membayar, dia hanya berkata “besok ya di BRI” dan turun dengan tergesa-gesa. Kami semua yang ada di dalam angkot, demikian pula si supir hanya bengong melihat kejadian tersebut,

Saya sendiri merasa aneh pada mulanya, walau akhirnya aku mengerti dan tiba-tiba menjadi kasihan kepada supir angkot, ternyata itu adalah modus baru supaya bisa naik angkot tanpa membayar. Si sopir angkot kemudian ngomel-ngomel dan bercerita bahwa dia telah 2 kali mendapat kejadian itu. Sebelumnya salah seorang penumpangnya, seorang ibu dengan membawa anaknya yang masih kecil, ketika turun dari angkot hanya menyerahkan selembar kertas dan berkata “besok ambil uangnya di BRI sebesar Rp.4.000.000,00”. –haduuuh, bayar angkot yang Cuma Rp.2000,00 kok ngasih 4 juta--. Si supir tentu kesal (bukannya senang) , tapi dia juga tak bisa berbuat apa, hanya mampu ngomel-ngomel karena penghasilannya yang tak seberapa menjadi semakin berkurang.

Di zaman ini fenomena penipuan sedemikian berkembang dengan modus operandi yang berbeda-beda, tetapi apapun caranya menipu tetap saja merugikan. Namun seperti pepatah selalu saja ada hikmah disetiap peristiwa, bahkan dari peristiwa terburuk sekalipun, si sopir angkot masih tetap mensyukurinya-walaupun mungkin hatinya jengkel- dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai lelucon yang lucu untuk dikenang, coba bayangkan, apa hubungannya membayar angkot dengan BRI? Apa harus ditagih ke BRI? Yang ada disebut gila kali tu supir angkot.. hehe



Begitulah.. saya juga sebenarnya kasihan dengan supir angkot tersebut, tapi kadang saya merasa lucu juga mengingat kejadian tersebut sambil berpikir, kok tu orang kepikiran yaa tak membayar angkot tapi masih pula menyebut pihak lain, seperti yang dikatakan si supir, apakah tagihan angkot yang Cuma 2 ribu perak itu akan dibayar oleh BRI? Sungguh lucu hidup ini….

pelangi


Betapa indahnya hujan yang menyisakan pelangi, memberi harapan bahagia pada kepedihan. Aku berharap pelangi menyapa hidupku yang muram. Saat ini mendung dan hujan selalu menemani hari-hariku, menyisakan derai air mata dan kepingan kepedihan. Hendak dibawa kemana semua kepedihan ini? Sungguh aku tak tahu. Aku hanya menyimpannya dikedalaman hatiku. Berharap semua akan berlalu, sebagaimana hujan yang menyirami kota ini.

Dan pelangi yang kulihat sore ini memberiku inspirasi, memberiku harapan akan kehidupan yang lebih baik, bukankah aku pantas bahagia sebagaimana yang lain? Seperti sebuah lagu “badai pasti berlalu”. Ya aku berharap badai akan berlalu dan aku bisa melihat samudera yang tenang dan penuh keindahan.

Aku hanya ingin hidup tenang dan bahagia, itu saja. Dan Tuhan tahu seberapa keras aku berusaha, jika aku belum bisa mewujudkannya, tak lantas semua itu membuatku menyalahkan Tuhan, aku tahu dan sadar betul Tuhan Maha Segalanya, dan semua yang terjadi telah diatur olehNya, untuk kebaikanku sendiri. Mungkin aku hanya perlu bersabar, sebagaimana tanah yang tak pernah mengeluh walaupun hujan kerap kali berlebihan mengguyur bumi, membuat banyak genangan air kotor dimana-mana. Aku hanya bisa berharap aku bisa sesabar bumi dalam menata kehidupan.

Aku juga berharap hujan ini akan segera berlalu, dan esok aku akan menemukan keindahan pelangi dan kesejukan mentari. Semoga.

menunggu




Hei.. disinilah aku,
Membisu
Menunggu
Apa yang aku tunggu?
Tentu kamu..

Kemana rindu yang kau punya?
Sudahkah kau lupa jalan pulang?
Atau tak memiliki waktu untuk kembali?
Aku masih disini
Menanti..

teman




Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita membutuhkan teman. Pergaulan sosial akan mempengaruhi dan membentuk karakter diri kita. Dalam sebuah hadits Rasulallah Saw bersabda “seseorang terpengaruh oleh keyakinan teman-temannya, karena itu berhati-hatilah dengan siapa kamu berteman”.

Banyak contoh dalam kehidupan seseorang terjerumus kedalam kehidupan yang “kotor dan gelap” yang disebabkan oleh pengaruh dari teman-temannya. Kadangkala kita akan lebih mendengarkan pendapat seorang teman dibanding dengan orangtua kita sendiri, demikian pula kita akan lebih bisa terbuka menceritakan berbagai masalah kita dengan teman kita daripada dengan orang tua kita sendiri.

Begitu berpengaruhnya seorang teman, sehingga Rasulallah memberikan perumpamaan teman yang baik dan tidak baik adalah seperti penjual parfum dan seorang pandai besi, berteman dengan penjual parfum kita akan mendapatkan harumnya, sedangkan jika berteman dengan pandai besi kita akan kena percikan api atau bau tak sedap darinya.

Lalu seperti apakah teman yang baik buat kita? Teman yang baik adalah teman yang yang dapat mengingatkan kita kepada Allah Swt. Seorang teman bisa mencerminkan sifat-sifat cinta, kemurahan hati, kejujuran, kepedulian, khidmat, kesabaran, optimisme, dan sifat-sifat yang memberikan kebaikan kepada kita, yang selalu mengingatkan kita kepada Allah ketika lalai atau yang selalu membantu menguatkan kita ketika kita lemah. Intinya teman yang baik adalah teman yang akan memberi kita kebaikan dunia dan akhirat.

Berikut ini adalah ciri-ciri teman yang harus diwaspadai:
- senang memfitnah dan mengolok-olok orang lain
- selalu mentertawakan orang yang sedang lewat
- memanggil dengan nama yang merendahkan
- memulai percakapan dengan “hai” bukan salam
- susah menyebut atau mendiskusikan perihal Allah, Al Qur’an, ahlulbait atau hadits
- merasa ragu mendiskusikan agama
- selalu menunda sholat
- dan lain sebagainya
tentu masih banyak sifat-sifat jelek lainnya, dan kita pasti sudah dapat menilai dan menentukan mana teman yang baik atau tidak buat kita.
Allah telah berfirman : “teman-teman yang akrab pada hari itu sebagiannya adalah musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa” (QS Az Zukhruf (43):67)

Jadi dalam berteman, carilah teman yang dapat membawa kita kepada kebaikan di dunia dan akhirat, yang dapat membantu kita meningkatkan kualitas diri kita. Semoga kita dapat menemukan dan memiliki teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Amiin

10 alasan kenapa pengetahuan lebih baik daripada kekayaan menurut Ali Bin Abi Thalib

1. pengetahuan adalah warisan para nabi, sedangkan kekayaan adalah warisan Fir’aun. Karena Nabi lebih unggul dari Fir’aun maka Pengetahuan adalah lebih baik dari kekayaan.
2. Kamu harus menjaga kekayaan, tetapi pengetahuan menjagamu. Oleh karena itu ilmu lebih baik daripada kekayaan.
3. Ketika Pengetahuan dibagikan, maka akan terus bertambah, sedangkan kekayaan bila dibagikan akan berkurang.
4. seseorang yang kaya memiliki banyak musuh, tapi seseorang yang berilmu memiliki banyak teman
5. seseorang yang terpelajar karena wawasannya luas cenderung bermurah hati, sedangkan orang kayak arena cinta harta cenderung menjadi kikir
6. pengetahuan tidak dapat dicuri, sedangkan kekayaan senantiasa menjadi incaran para pencuri.
7. semakin lama pengetahuan semakin dalam dan bercabang, sedangkan harta yang ditimbun menjadi berkarat dan tidak berlaku
8. kekayaan dapat dihitung karena terbatas, sedangkan ilmu pengetahuan tidak dapat dihitung karena tidak terbatas
9. pengetahuan menerangi pikiran sementara harta cenderung menghitamkan
10. pengetahuan meneguhkan kemanusiaan, sedangkan kekayaan menyebabkan kesombongan